PADANG, iNews.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satu caranya memantau perantau Minang yang akan mudik di Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah.
"Kemungkinan perantau kita akan banyak pulang pada Idul Adha karena tidak bisa mudik saat Idul Fitri 1441 Hijriah. Kita antisipasi agar tidak ada penyebaran baru pada momentum ini," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Kamis (2/7/2020).
Irwan menambahkan, momentum Idul Fitri lalu, Sumbar berada dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga perantau tidak bisa mudik.
"Kemungkinan, Idul Adha akan dijadikan momentum untuk pulang dan bersilaturahim dengan keluarga," kata dia.
Irwan menduga, perantau yang kesulitan ekonomi di negeri orang karena pandemi, diyakini juga akan pulang kampung, tinggal dan berusaha di kampung.
Irwan mengatakan upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada klaster penyebaran baru adalah dengan melakukan pengawasan selektif. Pengawasan akan dilakukan di jalur darat dan laut sementara pintu udara semua yang datang dipastikan harus tes swab.
"Pengawasan selektif ini sudah kita mulai sejak 29 Juni 2020. Pada momentum Idul Adha tetap kita laksanakan," katanya.
Pengawasan selektif itu akan memeriksa penerapan protokol kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara random, tidak memberhentikan semua kendaraan seperti PSBB.
"Tujuannya agar tetap ada penyaringan yang masuk Sumbar adalah orang yang diyakini sehat. Namun teknisnya tidak lagi seketat sebelumnya," katanya.
Petugas yang disiagakan di perbatasan juga sudah dikurangi setidaknya setengah dari jumlah personel pada penerapan PSBB.
Sementara di Bandara pemeriksaan dilakukan lebih ketat. Semua penumpang yang turun harus tes swab untuk memastikan kondisi kesehatan.
"Kita minta pemerintah kabupaten dan kota juga terus mengingatkan masyarakatnya, baik yang di kampung maupun baru pulang dari rantau untuk mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Saat ini, penyebaran Covid-19 di Sumbar sudah melandai dalam beberapa minggu terakhir. Penambahan kasus tidak lagi signifikan sementara tingkat kesembuhan makin baik.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait