Niat puasa Ayyamul Bidh Syaban (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id -  Niat puasa Ayyamul Bidh Syaban adalah langkah awal yang penting dalam menjalani ibadah sunnah ini. Bulan Syaban, sebagai bulan yang penuh berkah, menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah sebelum memasuki bulan Ramadhan yang suci. 

Dengan niat yang tulus dan ikhlas, kita tidak hanya berpuasa untuk menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pahala yang berlipat ganda. 

Di bulan Sya’ban, terdapat satu ibadah yang sebaiknya tidak terlewatkan. Ibadah ini juga bisa dilakukan pada bulan-bulan Hijriah lainnya, kecuali di bulan Ramadhan. Ibadah tersebut adalah puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dilaksanakan pada pertengahan setiap bulan Hijriah. Untuk puasa Ayyamul Bidh Sya’ban tahun 1446 H, pelaksanaannya dapat dilakukan mulai Rabu, 12 Februari 2025 hingga Jumat, 14 Februari 2025.

Berikut niat puasa Ayyamul Bidh Syaban yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber:

Niat Puasa Ayyamul Bidh Syaban

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.   


Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ.”


Sebagian umat Islam menilai niat dalam ibadah tidak perlu diucapkan karena merupakan perbuatan hati. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan dalam kitabnya, Zadul Ma’ad, I/201, bahwa jika ada satu hadits dari Rasulullah dan para sahabat yang menunjukkan tentang pengucapan niat, maka mereka akan menerimanya dengan hati yang terbuka. 

Beliau menegaskan bahwa tidak ada petunjuk yang lebih baik daripada petunjuk Nabi dan sahabatnya. Sebelumnya, beliau juga menjelaskan tentang tata cara shalat Nabi, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali shalat dengan mengucapkan "Allahu Akbar" tanpa melafalkan apapun sebelum takbir, termasuk niat.

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menganjurkan untuk melafalkan niat dalam wudhu, shalat, puasa, haji, dan ibadah lainnya, sebaiknya menunjukkan dalil yang mendukung. Jika ada dalil yang jelas mengenai hal tersebut, maka mereka akan mengikuti. Namun, penting untuk tidak menciptakan hal baru dalam agama yang tidak memiliki dasar dari Nabi. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak" (HR. Muslim).


Dalil Puasa Ayyamul Bidh

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia menyampaikan,


أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


“Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah mewasiatkan tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan hingga akhir hayatku: 1- berpuasa tiga hari setiap bulan, 2- melaksanakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 

1178)


Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ


“Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,


يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ


“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan).


Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, melalui ayahnya, ia berkata,


كَانَ رَسُولُ اللَّّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةً . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهرِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Beliau juga bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu setara dengan puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).


Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,


كَانَ رَسُولُ اللَّّهِ صَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَم لَا يُفْطِرُ أَيَّام الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh baik dalam keadaan tidak bepergian maupun saat bepergian.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan, dan Syaikh Al Albani juga mengatakan bahwa hadits ini hasan).


Namun, perlu dicatat bahwa puasa pada tanggal 13 Dzulhijjah (bagian dari hari tasyriq) dilarang untuk dilakukan.


Niat Puasa Ayyamul Bidh Syaban menjadi pengingat bagi kita untuk selalu memperbaharui komitmen dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan puasa ini, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan diri dan memperbaiki kualitas iman. Selamat beribadah!


Editor : Komaruddin Bagja

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network