PADANG, iNews.id - Sejumlah sopir angkutan kota di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengurangi perjalanan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menekan pengeluaran, terlebih Sumbar telah memberlakukan PSBB
"Ini karena berkurangnya jumlah penumpang saat ini, saya terpaksa tidak beroperasi penuh seperti hari biasa demi mengurangi pengeluaran," kata sopir angkot bernama Asril (60) di Padang, Rabu (22/4/2020)
Asril sopir angkot trayek Pasar Raya Padang-Batas Kota itu mengeluhkan jika tetap beroperasi penuh seperti biasa, maka dia akan rugi akibat biaya bahan bakar. Setidaknya dalam satu trip pulang-pergi antara Pasar Raya menuju Batas Kota, biaya untuk BBM mencapai Rp30 ribu.
"Jika dipaksakan untuk beroperasi penuh, maka jumlah pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran," kata dia.
Untuk menyikapi hal tersebut, kata Asril, dalam sehari kadang hanya menjalani satu trip perjalanan saja jika penumpang tidak ramai.
"Apalagi sekarang aktivitas Pasar Raya berkurang, anak sekolah libur, dampaknya besar ke jumlah penumpang," katanya yang telah membawa angkot sejak 1970.
Dalam kondisi normal, kata dia, dirinya bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp100.000-Rp150.000 dalam sehari, termasuk uang setoran dan bensin.
"Kalau saat ini penghasilan tidak menentu, kadang Rp50 ribu kadang di bawah itu," katanya.
Hal senada diungkapkan Feri (35) sopir angkot dengan trayek Pasar Raya-Siteba, yang juga mengurangi jumlah operasinya. Dia mengaku tak mungkin libur seperti orang kantoran.
"Saya juga tidak mungkin libur, karena kebutuhan istri dan anak juga harus dipenuhi. Maka untuk menyikapi itu saya tidak beroperasi penuh demi mengurangi pengeluaran," kata Feri.
Mereka berharap perhatian dari pemerintah untuk meringankan beban ekonomi dan menutupi kebutuhan keluarga.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait