LUBUKBASUNG, iNews.id - Pohon besar di Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat bisa menarik wisatawan berkunjung ke daerah setempat. Pohon tersebut berusia ratusan tahun.
Tampak lima orang berfoto di depan pohon tersebut. Terlihat lebar batang pohon hampir mencapai lima ukuran tubuh orang dewasa yang berdiri di depannya sambil merentangkan tangan.
Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nining Ngudi Purnamaningtyas mengapresiasi masyarakat dalam menjaga pohon tersebut sampai besar di lahan mereka.
"Pohon yang begitu besar dengan usia cukup tua membuat orang tertarik datang ke lokasi. Ini sama seperti di Sumatera ada harimau, Nusa Tenggara Timur ada badak dan Sumatera lainnya ada badak yang tidak ada di tempat lain yang harus dijaga," ujar Nining di Lubukbasung, Agam, saat meninjau pohon besar itu, Kamis (1/5/2023).
Dia mengatakan, pengembangan wisata penting karena bisa memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, tetapi jangan lupa wisata yang dikembangkan itu objeknya apa dan yang dijaga apa.
"Namun dalam pembangunan destinasi wisata harus perlu diperhatikan rambu-rambu dan dampak lingkungan," katanya.
Menurutnya, di lokasi pohon besar ada juga potensi seperti rangkong, satwa lain dan tanaman yang dilindungi. "Jalan yang bakal dibangun menuju lokasi itu tidak harus yang besar dan akses ada, tetapi bagaimana masyarakat mengantisipasi dampak positif dalam pembangunan itu nantinya," ucapnya.
Kondisi itu dinilai penting, sinergi pembangunan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui perhutanan sosial.
Dia menuturkan, salah satu latar belakang dalam pembentukan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan Republik Indonesia berdasarkan instrumen pemerintah.
BPDLH merupakan badan layanan umum dalam mengelola dana. Dana untuk mendukung target pemerintah dalam meningkatkan lingkungan hidup.
"Tentunya nyaman hidup, berkecukupan, tidak hanya cukup uang dan tetapi tidak sehat. Ini yang kita bangun berbagai instrumen," katanya.
Wali Nagari Koto Malintang Nazaruddin berharap ada dukungan dana dari pemerintah pusat dalam mendukung pengembangan destinasi wisata di kayu besar dengan jenis medang (Litsea sp) memiliki 516 meter kubik kayu tersebut memiliki diameter 4,6 meter, lingkaran 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter dan tinggi lebih dari 50 meter.
"Pengembangan sesuai dengan arahan Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan sekarang kami masih terkendala dengan biaya," katanya.
Dia mengakui, pengembangan destinasi wisata tersebut sudah dari lama direncanakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Apalagi, kata dia keberadaan pohon besar itu sudah dikunjungi oleh wisatawan nusantara dan mancanegara dari Vietnam, Eropa, dan lainnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait