LIMAPULUHKOTA, iNews.id - Gambir produksi petani di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) menumpuk di gudang tauke. Hal ini disebabkan terhambatmya ekspor ke Indonesia karena pandemi virus corona atau Covid-19.
Salah seorang tauke gambir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sepdi Tito mengatakan, saat ini ada 1.000 ton gambir menumpuk di gudang miliknya.
"Meskipun gambir sudah menumpuk di gudang, saya masih membeli ke petani karena kasihan petani jika tidak memiliki penghasilan," kata Tito kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
Dengan kondisi sekarang, kata Tito, para tauke gambir di Limapuluh Kota mempunyai nasib yang sama yakni menumpuk gambir di gudang.
Meski begitu, dirinya tak membeli semua gambir, karena dirinya hanya membeli gambir khusus untuk anggota tetap saja, karena mempertimbangkan kehidupan petani gambir.
"Sebenarnya lebih aman kalau tidak dibeli lagi dari petani untuk sementara waktu ini sebab kondisi ini belum jelas sampai kapan, tapi kalau tidak dibeli kasihan petaninya," kata Tio.
Namun jika kondisi ini masih berlanjut dengan waktu yang lama tentunya belum dapat dipastikan bahwa pihaknya masih dapat membeli hasil dari petani gambir.
"Keuangan para tauke juga menipis. Siapa yang masih ada uang masih membeli, kalau yang sudah tidak ada kemungkinan tidak membeli," kata dia.
Para tauke terpaksa membeli gambir dengan harga yang cukup rendah dari petani. Bahkan ada yang harus membeli dengan harga Rp13.000 atau Rp14.000 per kilogram.
"Kalau kering bisa dibeli Rp18.000. Tapi kalau yang basah paling rendah Rp13.000. Dengan harga ini tentu hanya bisa untuk penghidupan sehari-hari mereka," katanya.
Apalagi, lanjut dia, tidak ada kepastian jika lockdown di India selesai, ekspor gambir bisa kembali normal.
"Ekonomi dari India tentu tidak dapat dipastikan setelah lockdown. Apa masih mengimpor gambir atau tidak," kata dia.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait