PASAMAN BARAT, iNews.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan inspeksi mendadak ke gudang Dinas Kesehatan (Dinkes). Sidak dilakukan karena ada laporan yang melihat alat pelindung diri (APD) untuk penanganan Covid-19 senilai Rp2,1 miliar menumpuk di gudang.
"Kami mendapatkan informasi bahwa ada barang APD yang menumpuk di gudang Dinas Kesehatan. Ada keganjilan kerena hingga saat ini belum juga dibagikan padahal masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berakhir. Untuk apa barang ini lagi," kata Ketua DPRD Pasaman Barat Pahrizal Hafni, Jumat (12/6/2020).
Dia mengatakan, DPRD sengaja melakukan inspeksi mendadak ke gudang karena menerima informasi banyak APD untuk kebutuhan Covid-19 dibiarkan menumpuk di gudang, dan tidak dibagikan segera ke masyarakat yang membutuhkan.
Dia menuturkan, setelah dilakukan sidak, laporan tersebut terbukti. APD untuk Covid-19 itu menumpuk di gudang yang disimpan dalam kardus.
"Seharusnya barang ini sudah disalurkan ke masyarakat. Kenapa tidak disalurkan. Inikan hak masyarakat dan sangat dibutuhkan masyarakat. Selain itu pemeriksaan barang belum selesai namun kepala dinas berani mengeluarkan surat menerima barang," ujarnya.
Terkait penemuan ini, DPRD akan memanggil Dinkes Pasaman Barat untuk mempertanyakan APD yang menumpuk ini.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Pasaman Barat Adriwilza menambahkan, sudah tiga kali sidang di DPRD dikatakan APD belum datang. Padahal APD ini sangat dibutuhkan masyarakat dan petugas di Puskesmas dan petugas di posko perbatasan.
"Pemanfaatnnya sudah jelas tidak tepat sasaran. Pertanyaannya kenapa APD bernilai miliaran ini menumpuk dan tidak dibagikan," katanya.
Selain itu, dia melihat ada kejanggalan. Sebab inspektorat Pemkab Pasaman Barat hingga saat ini masih melakukan pemeriksaan barang itu, namun surat penerimaan barang sudah dikeluarkan.
"Dari keterangan pihak inspektorat tadi ada sejumlah barang atau item yang tidak sesuai registernya, kok kepala dinas sudah mengeluarkan surat menerima barang dari rekanan?" ujarnya.
Menurutnya, ada kesan Dinkes menutupi keberadaan APD yang ada digudang itu. Sebab ada keterangan berbeda dari Dinkes dan penanggung jawab barang yang berada di gudang.
Sementara itu Kepala Dinkes Pasaman Barat, Jon Hardi mengatakan, pihaknya telah membelanjakan untuk APD senilai Rp2,1 miliar dari Rp10 miliar yang dianggarkan dana Balanja Tidak Terduga (BTT).
Dia menuturkan, APD yang dibeli itu ada sekitar 11 item di antaranya ada masker, pelindung mata, pelindung wajah, sarung tangan dan sejumlah APD lainnya. Namun belum didistribusikan karena belum dibayar karena menunggu pengecekan inspektorat.
"APD sudah ada namun belum dibayarkan karena menunggu pengecekan inspektorat," ujarnya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait