Beruang Madu di Agam Akhirnya Masuk ke Kandang Jebak

AGAM, iNews.id - Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) masuk ke kandang jebak di Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Kandang itu dipasang sembilan hari lalu oleh petugas Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA).

Wali Jorong Sidang Tangah, Agusmar mengatakan, tertangkapnya beruang madu itu setelah kandang jebak dipasang selama sembilan hari di lahan kebun tebu milik warga Dusun Surau Kubangan, Jorong Sidang Tangah, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur.

Baca Juga

Cari Beruang Madu yang Rusak Perkebunan Warga, Petugas KSDA Pasang Kandang Jebak

"Beruang itu pertama kali dilihat masuk ke kandang jebak oleh warga setempat atas nama Aditiawarman saat hendak mencari rumput di lokasi kandang jebak. Dia melaporkan ke saya bahwa beruang masuk kandang jebak dan pintu tidak tertutup," kata Agusmar, Rabu (16/3/2022).

Agusmar menambahkan, dari laporan itu, dirinya langsung ke lokasi untuk memastikan apakah pintu sudah tertutup dengan rapat dan langsung memberitahu ke Resor KSDA Maninjau.

Baca Juga

Duh, Beruang Madu di Agam Rusak Perkebunan Tebu dan Nangka Warga

Saat tiba di lokasi, kata dia, warga sudah ramai melihat beruang. Beruang itu dianggap meresahkan warga akibat merusak tanaman tebu, nangka milik warga dan bahkan muncul di permukiman warga.

"Saya kesulitan untuk melarang warga agar jangan mendekat," katanya.

Baca Juga

Beruang Madu Terjerat di Ladang Warga Solok Selatan, Kaki Kiri Terluka

Kepala Resor KSDA Maninjau, Ade Putra mengatakan, petugas Resor KSDA Maninjau langsung ke lokasi untuk mengevakuasi satwa itu setelah mendapatkan informasi dari Wali Jorong Sidang Tangah.

"Kita mengevakuasi dengan menggunakan kandang transpor," katanya.

Baca Juga

Asyik Cari Rumput, Warga Agam Panik Lihat Beruang Madu Jalan-Jalan

Beruang itu, kata dia, akan diobservasi terkait kondisi fisik apakah terdapat luka, cacat dan lainnya.

"Apabila dinyatakan sehat, tambahnya, hewan itu langsung di rilis atau lepas liar di kawasan konservasi yang aman," tutupnya.

"Lepas liar kita lakukan setelah hasil dari observasi yang kita lakukan," katanya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto