Bupati Pasaman Barat Cek Posko Pengungsi, Temukan Bantuan Masih Menumpuk

PASAMAN BARAT, iNews.id - Bupati Pasaman Barat, Benny Utama meninjau langsung Posko Induk Bencana yang menampung pengungsi korban gempa bumi. Dalam tinjauan itu, bupati menemukan bantuan yang menumpuk di ruang penyimpanan posko.

Peninjauan ini dilakukan pada Minggu malam (27/2/2022) di Posko Induk kantor Kecamatan Tigi Nagari, Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar). Bupati langsung turun setelah mendengar adanya keributan antar pengungsi korban gempa.

Baca Juga

Kemenag Salurkan Rp2,35 Miliar untuk Rehab Masjid dan Musala Terdampak Gempa Pasaman Barat

Benny juga melihat banyaknya bantuan yang belum tersalurkan. Dia kemudian meminta petugaas untuk segera menyalurkan bantuan kepada pengungsi.

"Bantuan, ini cara menerimanya, lalu cara mendistirbusikannya, ini haru jelas. Bantuan harus sampai sesuai peruntukannya," kata Benny, Senin (28/2/2022).

Baca Juga

Ribuan Pengungsi Gempa di Pasaman Kesulitan Makanan

Benny menambahkan, dirinya juga mendengar keluhan dari warga yang mengungsi yang belum mendapatkan bantuan.

"Saya lihat tadi juga mendengar keluhan-keluhan dari masyarakat yang harus dijawab, dipenuhi. Mudah-mudahan mulai malam ini sudah bisa kita fungsikan, sehingga nanti tidak ada lagi kita dengar masyarakat yang sudah susah dengan kondisi seperti ini," katanya.

Baca Juga

Update Gempa Pasaman Barat: 10 Meninggal, 4 Orang Hilang dan 13.000 Jiwa Mengungsi

Benny juga tidak ingin para pengungsi tidak mendapatkan makanan sehingga kelaparan.

"Jangan sampai warga tidak makan atau terlambat makan. Ini tidak boleh terjadi," kata dia.

Baca Juga

Sesama Pengungsi Gempa Pasaman Barat Nyaris Adu Jotos gegara Tak Dapat Bantuan

Sebelumnya, keributan terjadi di posko bencana di kantor Kecamatan Tigo Nagari. Keributan ini dipicu belum meratanya distribusi bantuan. Distribusi bantuan ini diberikan secara berjenjang.

Distribusi bantuan dari Kecamatan diberikan ke wali nagarai atau kepala desa, kemudian diberikan ke korban terdampak gempa melalui kepala jorong atau lurah. Sehingga, para korban tidak bisa mengambil bantuan secara langsung lewat posko.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto