Ciri dan Contoh Mad Shilah Sugra dalam Al Quran, Ini Cara Bacanya dan Ayat yang Dikecualikan
JAKARTA, iNews.id - Berikut ini adalah contoh Mad Silah Sugra yang cukup penting untuk dipahami saat mempelajari ilmu tajwid. Agar dapat membaca Al Quran dengan tartil dan benar, maka harus benar-benar paham kaidah hukum bacaan.
Pemahaman ilmu tajwid Mad Shilah merupakan salah satu yang perlu diperhatikan agar kalimat atau ayat Al Quran tidak keliru maknanya.
Mad Silah Sugra sering juga disebut juga Mad Shilah Qashirah, yang merupakan salah satu dari dua hukum bacaan 'Mad Shilah'. Selain Mad Shilah Sugra, ada juga Mad Shilah Kubra (Thawilah).
Lantas apakah Mad Shilah Sugra itu dan apa saja contohnya di dalam Al Quran? Berikut ini pembahasannya yang dilansir iNews.id dari Lafal Qur'an, Senin (8/8/2022).
Secara bahasa, Mad memiliki arti tambahan atau juga panjang. Sementara Shilah bisa dimaknai dengan "lanjut". Artinya, Mad tidak akan muncul kecuali ketika dibaca lanjut, atau dengan kata lain, tidak dibaca panjang (mad) kalau tidak lanjut.
Kata shilah menurut bahasa artinya hubungan, sedangkan disebut Sugra atau Qashirah karena memiliki arti pendek.
Oleh karena itu, yang disebut Mad Silah Sugra (Qashirah) menurut istilah adalah bacaan yang dibaca panjang karena ada Ha’ Dhomir sebelumnya bertemu huruf yang berharakat dan dibaca 'pendek' karena ada Ha’ Dhomir yang dihubungkan dengan huruf sukun atau tasydid.
Hukum bacaan disebut Mad Silah Qasirah apabila ada Ha’ Dhomir ( ﻪ , ه ) yang berada sesudah huruf yang berharakat, kecuali huruf mati atau sukun dan tidak pula dihubungkan dengan huruf berikutnya, seperti bacaan tasydid atau huruf mati atau sukun.
Cara membaca hukum Mad Shilah Sugra (Qashirah) yaitu dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang Mad Thobi’i.
Ciri khusus Mad Silah Qasirah yakni dhomah terbalik di ha dhamir atau kasrah berdiri. Mad Silah Qasirah (pendek) yaitu mad silah yang tidak diikuti hamzah dan dibaca panjang dua harakat atau satu alif. Jika diikuti hamzah, maka hukumnya tidak Mad Shilah Qasirah lagi melainkan Mad Shilah Thawilah.
Sebagai contoh adalah dua kalimat berikut ini,
1. Surat Al Lahab Ayat 4:
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ
Latin: Wam ra atuhuu hamma latal hathab
2. Surat Al Qari'ah ayat 9:
فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ
Latin: Faummuhuu haawiyah
3. Surat Al Ikhlas Ayat 4:
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Latin: Wa lam yakul-lahuu kufuwan ahad
1. Ha’ Dhomir ( ﻪ , ه ) yang didahului huruf sukun/mati. Cara membacanya tidak boleh dipanjangkan. Contohnya:
وَاسْتَغْفِرْهُ
Dibaca: Wastaghfirhu
مِنْ اَخِيْهِ
Dibaca: Min akhiihi
وَبَنِيْهِ
Dibaca: Wabaniihi
وَرَضُوْا عَنْهُ
Dibaca: Waradluu ‘anhu
عَلَيْهِ اَحَدْ
Dibaca: ‘Alaihi ahad
Kecuali satu di dalam Al Quran dalam surat Al Furqan ayat 69, pada lafal فِيْهٖ مُهَانًا tetap harus dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat/ketukan.
2. Ha’ Dhomir ( ﻪ , ه ) yang sesudahnya ada huruf sukun/mati atau huruf yang bertasydid. Cara membacanya tidak boleh dipanjangkan. Contohnya:
وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰى – فَيُعَدِّبُهُ اللّٰهُ الْعَدَابَ – وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِ – اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰى
Demikian adalah hukum bacaan Mad Shilah Sugra (Qashirah) yang perlu diperhatikan saat membaca Al Quran. Hal yang perlu diperhatikan pada hukum bacaan tersebut adalah cara membacanya, yakni dengan panjang 1 alif atau 2 harakat / ketukan, seperti panjang Mad Thobi’i.
Editor: Komaruddin Bagja