Dinkes Sumbar Akan Suntikkan Vaksin Covid-19 ke 15.000 SDM Kesehatan

PADANG, iNews.id - Vaksinasi Covid-19 tahap I di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyasar 15.000 orang sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Jumlah baru sekitar 50 persen dari total jumlah SDM kesehatan di Sumbar.

"Jumlah vaksin untuk Sumbar pada tahap I ini 36.920 dosis. Namun, karena vaksin Sinovac ini harus disuntikkan dua kali, maka baru bisa untuk vaksinasi 15 ribuan SDM kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi, Rabu (6/1/2021).

Baca Juga

Gubernur Irwan Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid di Sumbar

Menurut dia, SDM Kesehatan adalah berbagai profesi yang kerjanya berkaitan dengan bidang kesehatan. Tidak hanya tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan atau perawat, tetapi juga cleaning service di Rumah Sakit, tukang masak, sopir ambulans, tenaga laundry, tenaga keamanan RS, dan yang lainnya.

Arry melanjutkan, SDM kesehatan adalah yang paling berisiko atau rentan terpapar Covid-19. Mereka bekerja di rumah sakit dengan kemungkinan kontak yang tinggi dengan pasien Covid-19.

Baca Juga

Vaksin Covid-19 Tiba, Pemprov Sumbar Tunggu Petunjuk Teknis dari Pusat

"Jadi, kita harus amankan mereka," kata dia.

Jika tenaga kesehatan banyak yang sakit atau jadi korban Covid-19, apalagi sampai meninggal, tentu akan menyusahkan, karena perannya paling vital dalam pemutusan rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga

BPS: Kualitas Hidup Warga Sumbar Terus Naik dan Membaik

Lebih lanjut Arry mengatakan, tenaga kesehatan yang terdaftar di Sumbar saat ini sekitar 27.000  orang. Jika dihitung profesi lain yang masuk dalam SDM kesehatan, diperkirakan bisa mencapai 30.000 orang.

"Kita masih terus memperbarui data yang ada, karena mereka yang divaksinasi nanti harus jelas nama dan alamat serta Nomor Induk Kependudukan (NIK)," katanya.

Namun, menurutnya, tidak semua akan mendapatkan vaksinasi.

"Karena mereka yang sudah pernah positif tidak akan diberikan suntikan vaksin lagi karena dinilai telah memiliki imunitas alami terhadap Covid-19," katanya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto