Duh, 10 SD dan 2 SMP di Payakumbuh Kekurangan Murid
PAYAKUMBUH, iNews.id - Sebanyak 10 Sekolah Dasar (SD) dan dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) masih kekurangan murid. Hal ini terjadi karena beberapa faktor.
"Kurangnya jumlah siswa untuk beberapa sekolah disebabkan karena jumlah anak usia sekolah di daerah itu kurang dari kapasitas rombongan belajar (rombel) yang tersedia," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Dasril, Senin (18/7/2022).
Dia menambahkan, sebelum ada zonasi banyak juga sekolah yang diisi oleh siswa dari daerah tetangga.
"Tapi sekarang karena sudah dibatasi oleh zonasi jumlahnya sekarang minim," katanya.
Dia menyebut bahwa jumlah SD Negeri yang ada di daerah tersebut berjumlah 66 sekolah dan untuk swasta sebanyak 15 sekolah.
"Dari 66 SDN itu, ada 10 sekolah yang kekurangan murid dengan jumlah kelas 1 kurang dari 10 siswa, beberapa memang cukup parah kekurangan muridnya," katanya.
Sementara untuk SMP Negeri, sambung Dasril terdapat dua sekolah yang kapasitas siswanya tidak terpenuhi. Jumlah SMP Negeri di Payakumbuh terdapat 10 sekolah dan 10 SMP swasta.
"Untuk yang dua SMPN ini kekurangannya tidak signifikan. Tapi memang jumlah rombel yang disediakan tidak terpenuhi. Contoh, disediakan tiga rombel tapi yang terpenuhi hanya dua," katanya.
Selain itu, kata dia tidak terpenuhinya kuota untuk SMP Negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh persepsi terhadap sekolah dan kinerja sekolah.
"Karena itu masih ada sekolah favorit dan tidak. Ini yang membuat masih ada yang kekurangan," katanya.
Meski masih ada SMP Negeri yang kuotanya belum terpenuhi namun tidak ada sekolah yang sangat kekurangan siswa karena sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berjalan cukup baik.
"Zonasi kita kalau saya bilang sudah baik karena tidak hanya berpatokan pada google. Kita menggunakan data kependudukan, sampai ke RT sudah dibagi. Itu dibahas dari Maret 2022, sehingga ketika zonasi dibuat itu akurat. Azas utamanya, selamatkan dulu yang memang di zonanya. Baru setelahnya ada prestasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua," katanya.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto