Main di Air Terjun Lubuk Hitam, 3 Mahasiswa Universitas Negeri Padang Tenggelam

PADANG, iNews.id - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatra Barat (Sumbar), tenggelam di sungai objek wisata Air Terjun Lubuk Hitam, Jumat (26/3/2021) sore. Ketiganya hanyut terbawa arus saat bermain di air terjun di Kelurahan Teluk Kabung Utara, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, sekitar pukul 16.40 WIB.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Sutan Hendra mengatakan, ketiga korban bernama Felisia Honesti (21), Dela (21) dan Farulia (21). 

Baca Juga

Penasaran, Warga Terus Datangi Tanah Kuburan Menggelembung di Padang Pariaman

"Satu orang laki-laki dan dua orang perempuan. Peristiwa itu terjadi saat rombongan mahasiswa yang berjumlah 16 orang berkunjung ke lokasi  objek wisata air terjun," katanya.

Setiba di lokasi, rombongan mahasiswa tersebut menaiki air terjun yang diketahui bertingkat, mulai dari tingkat satu hingga tingkat tiga. Namun saat hendak naik ke puncak tiga, kondisi saat itu hujan membuat debit air terjun mulai membesar. 

Baca Juga

Heboh Tanah Kuburan Meninggi di Padang Pariaman, Ini Kata Ahli Geologi

"Ada empat orang dari rombongan yang saat itu berjalan di tepi dan hendak menyeberangi sungai. Saat menyeberang itulah mereka terseret air bah yang datang mendadak," kata Sutan.

Baca Juga

Tanah Kuburan Meninggi Padang Pariaman Diduga Makam Tua Milik Suku Panyalai 

Dalam kejadian itu, satu orang dari empat orang yang terseret itu berhasil diselamatkan oleh rekannya. Namun, tiga orang lagi tak terselamatkan. 

"Saat ini, kami bersama tim gabungan masih berupaya mencari korban," ucap Sutan.

Sementara Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, Asnedi menambahkan insiden itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 16.40 WIB. 

"Kami dapat laporan bahwa anak tiga orang yang merupakan mahasiswa hanyut di aliran sungai Lubuk Hitam. Kami sudah menerjunkan satu tim dengan enam personel untuk membantu mencari korban di lokasi kejadian,” katanya.

Editor: Maria Christina