Over Kapasitas 433 Persen, Lapas Bengkalis Akan Bangun Blok Baru

BENGKALIS, iNews.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkalis, Riau over kapasitas hingga 433 persen. Rencananya, agar bisa tetap menampung narapidana, lapas itu akan membangun blok baru.

Kepala Lapas Kelas IIA Bengkalis, Edi Mulyono mengatakan, satu blok akan dibangun itu dirancang dua tingkat. Di mana bangunan dua tingkat untuk bisa menampung banyak narapidana.

Baca Juga

Kelebihan Kapasitas, 50 Napi Rutan Bandarlampung Dipindah ke Lapas Narkotika

"Nantinya, setiap lantai akan di buat 10 kamar. Kemudian akan diperuntukkan satu atau dua kamar untuk tahanan disabilitas dan lansia," kata  Edi Rabu (29/6/2022).

Dia melanjutkan, saat ini Lapas Bengkalis dihuni sebanyak 1.700 napi. Sementara lapas hanya berkapasitas 393 tahanan. Lapas Bengkalis merupakan lapas terpadat ke tiga di Riau.

Baca Juga

Jerinx Terima Alat Musik untuk Warga Binaan Lapas Kerobokan

"Artinya, lapas ini menjadi salah satu Lapas Rutan di Riau yang telah mengalami overkapasitas. Overkapasitasnya sebanyak 433 persen, urutan ketiga yang mengalami overkapasitas terbanyak setelah Lapas Bagansiapiapi dan Lapas Teluk Kuantan," katanya.

Pembangunan blok ini, kata dia, dilakukan setelah pihak Lapas melakukan kordinasi dengan pihak Pemkab Bengkalis. Bupati Bengkalis Kasmarni pun bersedia membantu pembangunan blok untuk para napi.

Baca Juga

Tahanan Tewas saat Berusaha Kabur, 5 Petugas Lapas Lubuklinggau Diperiksa

"Bupati Bengkalis langsung setuju dan akan membantu pembangunan blok hunian yang baru demi terlaksananya program pembinaan lapas yang maksimal," katanya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Jahari Sitepu akan meninjau rencana pembangunan blok baru Lapas Bengkalis.

Baca Juga

Kronologi Napi Kabur Lapas LubukLinggau Tewas, Sempat Jatuh dari Plafon saat Pelarian

"Overkapasitas yang terlalu tinggi pada Lapas atau Rutan dapat menghambat proses pembinaan, baik pembinaan kemandirian maupun pembinaan keterampilan. Kami telah mengusulkan pembangunan blok hunian baru," kata Jahari.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto