Polisi Gagalkan Penyelundupan 41 Kg Sisik Tenggiling di Riau, 1 Orang Ditangkap
PEKANBARU, iNews.id - Polda Riau menggagalkan penyelundupan 41 kilogram sisik satwa tenggiling. Dalam pengungkapan kasus ini, satu pelaku ditangkap berinisial MS (45).
Kabid Humas Polda Riau Kombes Hery Murwono mengatakan, kasus ini diungkap penyidik Reskrimsus Polda Riau dalam penangkapan di Jalan Paus Ujung, Kota Pekanbaru.
"Tersangka diamankan setelah tim reskrimsus mendapat informasi ada transaksi penjualan sisik tenggiling di Jalan Paus Ujung," ujar Hery Murwono didampingi Wadirkrimsus Polda Riau AKBP Iwan P Manurung, Senin (25/9/2023).
Operasi ini dipimpin Subdit Tipiter Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Andrie Setiawan yang mengamankan dua karung dan satu kardus berisi sisik tenggiling.
Dari pengakuan pelaku MS, tenggiling ini diambil dari para pengepul di daerah Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Setelah itu MS menjualnya ke wilayah Provinsi Riau dengan harga tinggi.
"Harga di Riau Rp3-5 juta per kg. Kalau Padangsidimpuan harganya murah," katanya.
Sementara untuk ke luar negeri, harganya jauh lebih mahal mencapai Rp40 juta. Sisik trenggiling mahal karena sebagai campuran narkoba dan bisa juga untuk bahan kosmetik.
Sementara Direktur PPH Ditjen Gakkum LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Sustyo Iriyono mengatakan, perburuan satwa tenggiling menjadi perhatian khusus LHK. Bahkan, pihaknya telah mengungkap kasus yang sama di Banjarmasin, Pontianak dan Batam yang jumlah yang besar.
"Untuk di Riau ini, kita harap polisi bisa mengungkap puzzle kasus tenggiling ini dari mana sumbernya, ke mana saja dijual karena pasti ada jaringannya. Kalau kita lihat barang bukti sisik ini, untuk mendapat 1 kilogram harus membunuh 4 ekor. Ini 41 kg dikali 4 sekitar 160 ekor. Jadi ini harus diungkap jaringannya," katanya.
Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan memaparkan, perburuan tenggiling sangat mengganggu ekosistem hutan.
"tenggiling ini penyuka serangga seperti semut. Semut ini salah satu hama untuk tanah khususnya di area dekat pohon. Kalau ada tenggiling, ekosistem terjaga karena dia hewan pemakan semut. Kalau tidak ada tenggiling, tanah dan pohon rusak," ucapnya.
Editor: Donald Karouw