Puluhan Tahun Angkut Sawit dengan Sampan, Petani Sawit di Jambi Idamkan Jembatan
MUARAOJAMBI, iNews.id - Petani kelapa sawit di Dusun Ranggo Sakti, Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Jambi mulai mengeluh. Mereka mengidamkan jembatan lantaran sudah lelah puluhan tahun mengangkut sawit dengan sampan.
Salah satu petani kelapa sawit di Desa Pudak, bernama Santo mengatakan, dirinya sudah puluhan mengangkut sawit dengan sampan. Tak hanya dia, hampir seluruh warga dari RT 01 hingga 05 mengalami nasib yang serupa.
"Keluh kesah kito (kita) selamo ni (selama ini) dak ado (tidak ada) prasarana jembatan. Nak besawahpun dak biso nyeberang (tidak bisa nyeberang), sawah kering. Manen sawit pun dak ado transportasi nak ngangkutnyo (mengangkutnya)," kata Santo, Kamis (26/5/2022).
Mewakili warga, dia berharap kepada pemerintah daerah untuk membangun jembatan guna mengangkut hasil perkebunan.
"Harapan kami kepado pemerintah tu dibangunkan jembatan penyeberangan permanen di desa kami, dibangun jerambah gantung apo kek mano kan," kata Santo.
Menurutnya, selama ini petani mengaku sudah sangat menderita, terlebih lagi di tengah harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang saat ini tengah merosot.
"Kemarin tu sudah ado yang mau hibah tanah, tapi dak ado jugo nak dibangun-bangun," kata dia.
Sedangkan, petani kelapa sawit lainnya, Nur Salim mengatakan, akibat dari prasarana yang tidak memadai, aktivitas perekonomian jadi terhambat.
"Jika dibangun jembatan, maka ekonomi masyarakat akan lebih hidup lagi. Kalau seperti ini aktivitas ekonomi masyarakat otomatis terhambat, mati suri lah istilahnyo tu," tuturnya.
Salim mengakui, warga di RT 01 hingga RT 05, Dusun Ranggo Sakti, Desa Pudak rata-rata memenuhi kebutuhan hidupnya selain berkebun kepala sawit juga menanam padi.
Kendala yang dihadapi saat ini, katanya jika hasil perkebunan dan pertanian diangkut menggunakan sampan maka membutuhkan waktu lama dan menyulitkan petani. Apalagi perahu sampan yang tersedia berkapasitas kecil, sehingga muatannya pun terbatas.
"Alhamdulillah, saat ini harga sawit mulai beranjak naik lagi. Harapannya harga sawit dapat distabilkan, katakanlah Rp2.500 atau bahkan Rp3.000 perkilogramnya. Seperti 15 hari sebelum lebaran itu kami bisa menikmati harga Rp3.250, bahkan ada yang Rp3.500 perkilogram," tandas Salim berharap.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto