Siswi SD Rela Jual 3 Kambing Peliharaan untuk Bantu Korban Kebakaran Madrasah di Agam
AGAM, iNews.id – Aksi gadis cilik, pelajar kelas 5 Sekolah Dasar (SD) di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) ini sangat inspiratif dan patut ditiru. Anak bernama Samara ini rela menjual tiga ekor kambing kesayangannya agar dapat membantu para korban kebakaran Gedung Asrama Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Kapau di Kabupaten Agam, pada Kamis (24/9/2020) lalu.
Saat ditemui iNews.id, Samara (11), pelajar SD Mahad Tahfidzul Quran-Ibnu Katsir Bukittingi ini masih meneteskan air mata, Selasa (29/9/2020). Dia sedih mendengar berita gedung asrama MTI Kapau di Jorong Pandam Basasak, Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, itu terbakar hebat.
Putri pasangan Fahrul dan Dita, warga Jorong Jambak, Nagari Sianok Anam Suku, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agam, ini tersentuh hatinya untuk membantu korban kebakaran. Niat Samara untuk membantu disampaikan pada kedua orang tuanya.

Samara meminta agar tiga ekor kambing peliharaan kesayangannya, masing-masing seekor kambing betina bernama Desi, dan dua ekor kambing jantan bernama Joni dan Bambang, dijual. Hasil penjualan akan disedekahkan kepada korban kebakaran.
Meskipun sedih karena harus melepas tiga kambing kesayangannya, Samara juga merasa senang. Sebab, dia dapat bersedekah dengan cara menyumbang pada yang membutuhkan. “Kambingnya dijual karena mau bantu abang-abang di MTI yang kebakaran,” kata Samara, Selasa (29/9/2020).
Mendengar niat Samara, ayah dan ibunya pun terharu. Keduanya setuju dengan permintaan Samara. Dita mengatakan, ketiga ekor kambing tersebut memang milik Samara yang dipelihara sejak kambing masih kecil. Samara bahkan kerap menggembalakan kambing bersama ayahnya.
“Dia awalnya lihat status Kak Billy, lihat berita Asrama Putra MTI terbakar. Kami langsung berembuk bertiga. Kata Samara, kambing kalau dijual dengan manusia harganya cuma segini, bagaimana kalau kita jual-beli dengan Allah? Ya kami langsung setuju,” kata Dita, ibu Samara.
Ketulusan niat Samara untuk dapat menyumbang korban kebakaran pun menggugah hati banyak warga. Hanya dalam hitungan menit setelah niat Samara menjual kambing diposting di media sosial oleh Komunitas Sedekah Seribu Sehari (S-3) Bukittinggi-Agam, pada Selasa (29/9/2020), postingan itu viral di media sosial. Tak lama, ditemukan dermawan yang mau membeli kambing Samara dengan harga Rp5 juta untuk ketiga ekor kambing.
Koodinator S3 Bukittinggi-Agam, Siti Rahmah Yanti, mengatakan, awalnya mereka mendapat informasi ada seorang anak yang mau menjual kambingnya. Mereka kemudian membantu mencari pembeli. Akhirnya, mereka menekukan dermawan yang membeli kambing Samara.
Bahkan, dermawan itu juga berniat menyumbangkan kambing yang dibeli untuk disembelih. Dagingnya untuk dimakan santri penghuni asrama korban kebakaran MTI Kapau.
“Alhamdulillah setelah kami posting mencari pembeli, dalam beberapa menit saja langsung ada pembelinya. Hasil dari penjualan tiga ekor kambing sama ini disalurkan untuk bantuan pembangunan MTI yang terbakar di Kapau. Lalu pembeli kambing juga menyumbangkan daging dari tiga ekor kambing untuk lauk makan penghuni Asrama MTI,” katanya.
Menurut Siti Rahmah Yanti, Samara bukan kali ini saja membantu orang yang membutuhkan. Saat musibah gempa bumi di Lombok pada tahun 2018 lalu, Samara juga ikut menyumbang meski harus memecahkan celengan yang isinya tak sampai Rp100.000.
Namun ajaibnya, setelah menyumbang untuk korban gempa itu, rezeki orang tua Samara meningkat. Bahkan, mereka bisa membelikan Samara sepasang ternak kambing yang kini telah beranak dan sudah besar.
Diketahui, Gedung Asrama MTI Kapau di Jorong Pandam Basasak, Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, ludes terbakar pada Kamis 24 September lalu, pukul 07.15 WIB. Api diketahui muncul lima menit sebelum lonceng tanda belajar-mengajar dimulai.
Kepala Tsanawiyah MTI Kapau, Zaituni mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, kerugian mencapai Rp2,5 miliar karena seluruh bangunan dan peralatan belajar mengajar ludes terbakar.
“Kerugian dengan bangunan diperkirakan Rp2,5 miliar, kemudian ditambah dengan peralatan anak-anak yang tinggal di asrama sebanyak 37 orang. Penyebab kebakaran dari informasi yang kami dapat karena hubungan arus pendek listrik di loteng lantai dua,” katanya.
Polisi saat kejadian menyebutkan, yang terbakar asrama putra di lantai dua sebanyak empat kamar dan sebuah musala. Sementara seluruh atap bangunan ludes terbakar.
Api diduga berasal dari korsleting listrik di loteng lantai dua. Saat kejadian, masih ada 30 santri yang berada di asrama sedang bersiap pergi ke sekolah.
Untuk memadamkan api, warga sekitar dibantu lima unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi diturunkan ke lokasi.
Editor: Maria Christina