get app
inews
Aa Text
Read Next : Akses Jalan di Sumbar Sudah Terbuka, Daerah Terdampak Banjir Kini Bisa Dijangkau

Sosok Usmar Ismail, Bapak Film Nasional Jadi Pahlawan Nasional di 100 Tahun Kelahirannya

Kamis, 28 Oktober 2021 - 20:09:00 WIB
Sosok Usmar Ismail, Bapak Film Nasional Jadi Pahlawan Nasional di 100 Tahun Kelahirannya
Usmar Ismail, Bapak Film Nasional yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. (foto: ist)

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh dari empat provinsi di peringatan Hari Sumpah Pemuda. Keempatnya merupakan pejuang yang menginspirasi dan atau ikut berjuang memajukan Indonesia sehingga kemerdekaan itu lebih bermakna.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 109/TK/2021 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, salah satunya yakni almarhum Haji Usmar Ismail tokoh dari Provinsi DKI Jakarta.

Dia merupakan seorang sutradara film, sastrawan, wartawan dan pejuang Indonesia yang berdarah Minangkabau. Bernama lengkap Usmar Ismail Sutan Mangkuto Ameh, Bapak Film Nasional ini lahir di Fort De Kock, Dutch East Indies, sekarang menjadi Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921 atau 100 tahun silam.

Sepanjang periode 1950 hingga 1960, Ismail menelurkan lebih dari 30 judul film. Beberapa film besar seperti Darah dan Doa (1950), Pedjuang (1960), Enam Djam di Djogdja (1951) dan lainnya.

Usmar Ismail menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam industri film Indonesia. Jika dilihat kiprahnya dalam industri film memang bukan hal yang main-main.

Usmar Ismail awalnya mendirikan Perusahaan Film Indonesia (Perfini) pertama pada 30 Maret 1950. Sebagai langkah film pertama Perfini yaitu Darah dan Doa. Skenario film ini ditulis penyair Sitor Situmorang dan disutradarainya sendiri.

Darah dan Doa berkisah tentang guru yang terseret revolusi fisik dalam periode perpindahan TNI dari Yogyakarta ke Jawa Barat pada 1948. Selain itu, Usmar Ismail juga diketahui menimba ilmu di luar negeri. Alhasil dia pun memperoleh gelar BA di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952.

Usmar Ismail harus menghadap Sang Ilahi pada 2 Januari 1971. Dia meninggal pada usia 49 tahun akibat stroke. Meski begitu, karya-karyanya terkenal mendunia. Sebagai informasi, berkat film Darah dan Doa, Presiden BJ Habibie kala itu dengan Dewan Film Nasional menetapkan Hari Film Nasional berdasarkan hari pertama syuting Darah dan Doa.

Anak Usmar Ismail, Heidy Hermia Ismail sebelumnya menuturkan pada peringatan 100 tahun kelahiran ayahnya Maret lalu, jika film karya sang ayah sangat sarat nilai nasionalisme. Film seperti ini sangat dibutuhkan bangsa yang baru merdeka.

"Beliau menjadikan kebudayaan tidak hanya sekadar pakaian luar, namun juga menjadikan kebudayaan sebagai media komunikasi antar bangsa," ucap Heidy.

"Perjalanan hidup dan apa yang sudah beliau lakukan sebagai pejuang kebudayaan, pejuang film, yang menurut hemat kami semua terutama juga dari insan-insan film pastinya menganggap layak dan patut untuk Haji Usmar Ismail ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Khususnya tahun ini yang memang momentumnya pas karena peringatan 100 tahun hari lahir Usmar Ismail," tutur Heidy, beberapa waktu lalu.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut