Waspada Gelombang 6 Meter di Perairan Barat Kepulauan Mentawai selama 2 Hari
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 20-21 Juli 2023. Salah satunya di perairan barat Kepulauan Mentawai.
BMKG mencatat, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Selatan - Barat dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, Samudra Hindia Barat Aceh, perairan barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan Lhokseumawe, Selat Sape bagian selatan, perairan timur Kepulauan Simeulue, perairan Nias - Sibolga, perairan timur Kepulauan Mentawai, Selat Ombai, perairan Kupang - P. Rote, perairan selatan Flores, perairan Anambas - Natuna, perairan Subi - Serasan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa. Kemudian perairan Kalimantan Tengah, perairan selatan Kalimantan, perairan Kota Baru, perairan Balikpapan - Samarinda, perairan Indramayu - Cirebon, perairan utara Jawa Timur, Selat Madura bagian timur, Laut Bali, Selat Lombok bagian utara, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian tengah dan selatan, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sangihe - Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung - Likupang, perairan selatan Banggai - Kep. Sula, perairan utara Halmahera, perairan Obi - Bacan, Laut Halmahera, Laut Seram, perairan selatan P. Buru - P. Seram, perairan utara Papua Barat - Papua, perairan Misool, perairan Sorong, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Amamapare - Agats, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kep. Kai - Kep. Aru, perairan Kep. Semata - Kep. Tanimbar, perairan Yos Sudarso bagian selatan, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik Utara Jayapura.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,50-4 meter berpeluang terjadi di perairan timur P. Simeulue, perairan timur Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, perairan selatan P. Sumba - Sawu, Laut Sawu, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia Selatan P. Sawu - Kupang - Rote, Laut Natuna Utara dan Samudra Pasifik Utara Biak.
Sedangkan, untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan P. Enggano - Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa - NTB, Samudra Hindia Barat Sumatera, Samudra Hindia Selatan Jawa - Sumba, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera - Papua Barat.
Gelombang tinggi ini tentunya memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m). Kemudian kepada kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m). Gelombang tinggi juga berisiko bagi kapal ukuran besar seperti kapal kargo/pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m).
Editor: Nani Suherni