Melihat kondisi air tersebut, tubuhnya gemetar tidak bisa maju karena air cukup tinggi, sementara mau mundur menyelamatkan diri anaknya masih di rumah tersebut.
“Saya tidak bisa mundur membayangi anak dan cucu saya dalam rumah itu. Saya datang sama istri saya, kemudian melihat kondisi itu istri saya pingsan. Kemudian saya mengantarkan istri dulu ke rumah yang lebih tinggi, kemudian saya kembali ke lokasi,” katanya.
Saat kejadian, kata dia ada dua mobil yang parkir di depan rumah anaknya satu Mitsubishi Xpander satu lagi kijang serta satu sepeda motor, beruntung setelah kejadian mobil itu tidak ikut tersapu banjir.
“Saat itu saya tidak memikirkan mobil itu, naluri saya selamatkan dulu anak dan cucu saya. Setelah air sudah surut setinggi dada saya bersama warga berpegangan menyelamatkan anak dan cucu, barang harta benda lainnya itu sudah hanyut,” katanya.
Saat kejadian banjir lahar dingin ini, anak dan cucunya tidur di kamar. Kemudian anaknya Eva ini terkejut setelah mendengar dentuman keras dari ruang kamar sebelah. Setelah keluar dia melihat air sudah masuk dalam rumah.
“Kemudian dia kembali ke kamar mengambil anaknya. Eva mencoba mau keluar rumah tapi air sangat besar di samping kiri dan kanan rumah, akhirnya dia hanyut saja. Tepat di depan rumah dia tersangkut kebetulan ada dua mobil juga tersangkut di sana yang tertahan sama tujuh batu besar,” katanya.
Melihat ada batu kata Alex, Eva bersama anaknya itu naik di atas batu sambil melambaikan tangannya pakai HP karena saat itu memang gelap. “Kami melihat ada lampu HP minta tolong, di situlah kami sambil berpegangan dengan warga menjemput anak saya di tengah banjir. Di situlah kuasa Allah masih menyelamatkan anak saya,” ujarnya.
Saat ada kejadian itu, sebelah rumah itu ada masjid, saat itu banyak pemuda sedang rapat. Setelah masjid di samping itu kena hantam banjir pemuda-pemuda di sana menyelamatkan diri masing-masing dan ada juga yang hanyut. Kendaraan yang parkir juga banyak yang hanyut.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait