PADANG, iNews.id - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tahun 2020 diprediksi naik di angka dua persen. Hal ini disebabkan adanya pandemi virus corona atau Covid-19.
"Kalau dalam kondisi normal ekonomi Sumbar mampu tumbuh lima persen, dengan adanya wabah Covid-19 turun menjadi dua persen," kata Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Rabu (29/4/2020).
Wahyu menambahkan, angka dua persen itu dengan asumsi Covid-19 akan mereda pada Juni dan Juli 2020 namun jika terus berlanjut akan membuat ekonomi Sumbar semakin turun.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, ada banyak sektor yang terdampak di Sumbar, mulai dari transportasi, hotel, restoran, perdagangan hingga kuliner. Selain itu semua usaha kecil menengah yang terkait pariwisata juga terimbas dan tidak bisa beroperasi.
"Bahkan ada pelaku UKM yang beralih usaha menjadi produsen APD agar tetap bisa bertahan," kata dia.
Kondisi ini tidak hanya menimpa wilayah Sumbar melainkan semua daerah yang terdampak Covid-19 juga merasakan hal serupa. Terlebih sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Semoga ini tidak berlangsung lama,” kata dia.
Lebih lanjut Wahyu mengatakan, untuk memulihkan ekonomi Sumbar amat bergantung pada APBD dan anggaran dari pemerintah pusat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Ekonomi Sumbar masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi rumah tangga, jika keadaan sudah normal butuh waktu untuk menyesuaikan diri dalam segala sektor,” katanya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait