"Kita harus terus berlatih menghadapi gempa yang sangat kuat di megathrust Mentawai ini, sekaligus menghadapi kemungkinan timbulnya tsunami," katanya.
Badrul menjelaskan, di pulau Sumatera, terdapat pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menujam ke bawah lempeng Eurasia.
Tabrakan itu menghasilkan rangkaian busur pulau depan atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik, di antaranya Kepulauan Nias dan Mentawai.
Subduksi ini kemudian menghasilkan potensi gempa kuat dan sangat kuat. Di darat ia juga menghasilkan potensi gempa tektonik, di antaranya gempa Talamau di Pasaman yang baru saja terjadi dengan kekuatan M6,1 pada 25 Februari 2022.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait