Menurut dia, kebijakan mendadak itu jelas merusak ekosistem pariwisata yang sudah terbentuk. Dia mencontohkan orang yang berencana liburan ke Sumbar memesan hotel melalui pihak ketiga. Hotel yang tingkat keterisian kamar rendah saat pandemi harus melakukan penghematan dengan merumahkan karyawan.
"Saat mengetahui reservasi cukup banyak mereka memanggil kembali karyawan mereka dan ternyata ada kebijakan tersebut," katanya.
Lebih lanjut Maulana mengatakan, saat pandemi usaha bidang pariwisata yang paling terdampak karena tidak bisa bergerak.
"Karena sektor ini membutuhkan kerumunan dan perkumpulan orang berlibur untuk bergerak," katanya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait