Dia juga memuji inisiasi Wali Nagari Talu Mahyudanil yang mengelola dana APBD 20 persen untuk ketahanan pangan, baik cabai, bawang, dan perikanan yang bertujuan untuk menstabilkan harga di pasaran.
"Apa yang dilakukan oleh Pak Wali Nagari merupakan terobosan baru yang patut ditiru oleh nagari lain, dengan melakukan konfirmasi secara taksasi kepada dinas terkait, bagaimana mengatur musim yang cocok untuk bertanam. Hal itu ditujukan agar para petani mendapat harga yang ideal serta tidak terjadi penumpukan hasil panen di musim yang sama," ucap gubernur.
Lanjutnya, Gubernur mengatakan, tanah di Pasbar paling subur di Indonesia. Oleh karena itu, dia menilai Nagari Talu dapat menjadi Leading Sector Industri Pangan di Sumbar, karena kekayaan potensi alamnya yang melimpah. Gubernur berharap, masyarakat bisa memanfaatkan potensi tersebut dengan sebaik-baiknya.
Wali Nagari Talu Mahyudanil berharap, dengan program ketahanan pangan yang terus berjalan, dia yakin tiga tahun kemudian Nagari Talu sudah upgrade ke Nagari Mandiri dan tidak lagi terpaku dengan anggaran pusat dan daerah, sudah bisa punya anggarannya sendiri.
"Program ini dicanangkan untuk menentukan formula yang efektif, agar anggaran APBN dan APBD yang sebelumnya dialokasikan ke nagari dapat dijadikan sebagai Aset Nagari. Setelah program ketahanan pangan jalan dan ada hasilnya, dan hasil tersebut akan dilanjutkan penggunaannya oleh BUMNag," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto, berharap program ketahanan pangan hasil kolaborasi antara Pemprov Sumbar dan Pemkab Pasbar dapat tumbuh dan sukses.
"Potensi tanah di sini tak pernah kering, umur tiga bulan cabai sudah bisa dipanen. Talu bisa jadi leading sektor dari produksi pertanian, perikanan, sayur-sayuran yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," katanya
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait