Keberaniannya dalam berpendapat melalui sebuah pidato, membuatnya pernah merasakan kehidupan di penjara selama satu tahun dua bulan di Semarang.
Keikutsertaannya dalam organisasi juga masih berlanjut hingga masa penjajahan Jepang. Bahkan, setelah Indonesia merdeka, Rasuna turut aktif di parlemen sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait