Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah (Rus Akbar/MNC Portal)

PADANG, iNews.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah membantah jika wilayah dipimpinnya disebut sebagai markas kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Bantahan ini menyusul pernyataan dari Mabes Polri yang menyebut ratusan anggota NII ada di Sumbar.

"Sumbar adalah daerah penyambung nafas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan rumah bagi pejuang dan pemikir-pemikir bangsa," kata Mahyeldi, Selasa (26/4/2022).

Mahyeldi bercerita ketika penjajah Belanda menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh Hatta. Saat itu, Agresi Militer ke-2. 

"Belanda mengatakan Indonesia ini sudah tamat. Tapi tidak kata orang Sumbar. Kita tegakkan yang namanya, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, yang walaupun hanya 207 hari, tapi sudah menyambung nyawa NKRI. Perlu diingat sekali ini," kata Mahyeldi.

Mahyeldi melanjutkan, pelabelan buruk terhadap Sumbar yang dikaitkan dengan kabar penangkapan kelompok NII sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan Sumbar dengan tujuan memecah-belah dan merusak persatuan.

Selain tidak masuk akal, kata dia, pelabelan Sumbar sebagai Markas NII secara tiba-tiba sama halnya dengan menyepelekan kinerja aparat pemerintahan, pengamanan, dan pertahanan di daerah.

"Itu makanya saat ada yang bilang Sumbar Pusat NII, saya jawab, salah. Mudah saja orang melabelkan kita. Di sinikan ada Polri, ada tentara, ada Babinsa, ada Babinkamtibmas, ada wali nagari dan lurah. Tidak mungkin kita tidak tahu," tegasnya.

Gubernur mengingatkan masyarakat Sumbar untuk rapatkan barisan dan tingkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Sumbar.

"Dalam situasi dan kondisi seperti ini, kita jangan pula larut dalam perselisihan. Hendaknya kita bersama dalam kekompakan," kata dia.

"Kita harus konsolidasi, rapatkan saf, kuatkan persatuan, jangan sampai kita diadu domba, sebab itu merugikan kita, merugikan daerah, provinsi, dan bangsa ini. Maka itu kita tingkatkan kewaspadaan agar kita tidak diombang-ambingkan oleh orang yang memberikan label-label khusus," ajaknya.

Peningkatan kewaspadaan tersebut harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Sumbar dengan cara bersama-sama menjaga dan memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing dari orang asing yang mencurigakan.

Dia juga mengajak semua yang di pemerintahan, ulama, cadiak pandai, ibu-ibu bundo kanduang, pemuda-pemudi untuk membangun kebersamaan.

"Semuanya kompak untuk meningkatkan kewaspadaan lingkungan. Kalau ada warga yang jarang ikut berkumpul, kok ado nan ganjia-ganjia (kalau ada yang aneh-aneh), cepat komunikasikan, koordinasikan, supaya cepat diketahui. Sehingga daerah ini tenang dan tidak ada hal yang tidak kita inginkan," pungkasnya.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network