Hingga Februari 2021 ekspor manggis yang disertifikasi sebanyak 1,8 ribu ton atau senilai Rp135,14 miliar dengan frekuensi pengiriman 183 kali tujuan Tiongkok.
Sedangkan pada 2020 manggis telah disertifikasi sebanyak 197 kali dengan volume 2,4 ribu ton dengan nilai mencapai Rp 136,83 miliar yang juga diekspor ke Tiongkok.
Kemudian sepanjang 2019 tercatat 151 kali sertifikasi manggis ekspor i dengan volume 256,5 ton atau senilai Rp 14,11 miliar.
Untuk memacu ekspor komoditas asal sub sektor hortikultura ini pihaknya juga melakukan edukasi berupa informasi dan motivasi, peninjauan langsung proses di rumah kemas, alat angkut hingga pemenuhan protokol ekspor manggis melalui pemeriksaan karantina.
Dengan adanya peningkatan ekspor manggis diharapkan dapat menjadi motivasi bagi petani dan pelaku usaha pertanian.
Sehingga kesejahteraan dan pergerakan ekonomi di Sumatera Barat juga meningkat.
Pada Februari 2021 bahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga langsung melepas ekspor 14 komoditas pertanian secara asal Sumbar senilai Rp298,67 miliar.
“Produk unggulan ekspor Sumbar ini beragam, mulai dari petai, jengkol, manggis, produk turunan dari kelapa dan lainnya ke 11 negara tujuan seperti Belanda, Perancis, Belgia, Hongkong, Tiongkok, Jepang, India, Bangladesh dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Ini bukti sektor pertanian menjadi salah satu yang bertahan dan mendukung perekonomian daerah di tengah pandemi," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi, Sabtu (14/8/2021).
Ke depan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait akan ditugaskan untuk mulai mempersiapkan program untuk hilirisasi produk pertanian seiring dengan visi misi yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2021-2026 yang juga fokus pada sektor pertanian.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait