Digerebek Satpol PP, PSK di Bukittinggi Sembunyi di Toilet Hotel sambil Gendong Bayi

BUKITTINGGI, iNews.id - Petugas Satpol PP di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menggelar razia di hotel. Hasilnya, mereka mengamankan seorang perempuan yang diduga pekerja seks komersial (PSK) yang sedang menggendong bayi.

Razia ini digelar pada Kamis malam (30/3/2023) di Hotel Srikandi, Jalan Ahmad Yani, Kampung Cina Tembok, Bukittinggi.

Baca Juga

Tepergok Mangkal, 3 PSK dan 1 Muncikari Terjaring Razia Ramadhan Satpol PP Situbondo

Saat razia, petugas tampak memeriksa sejumlah kamar. Namun tidak ditemukan seorang pun di kamar meski ada barang-barangnya.

Tak hanya petugas, resepsionis hotel pun ikut mencari keberadaan perempuan berinisial DS (22) itu. Petugas yang curiga lalu memeriksa toilet hotel.

Baca Juga

Pengawasan Pasar, Satpol PP Kulonprogo Temukan 25 Kilogram Daging Tak Layak Konsumsi

Mereka kaget saat menemukan seorang perempuan muda sambil menggendong bayi bersembunyi di dalam kamar mandi hotel yang gelap.

DH mengaku takut dan sengaja kabur untuk bersembunyi ketika melihat tim razia.

Baca Juga

Kasatpol PP Situbondo Dinonaktifkan Buntut Pernyataan Tak Tutup Lokalisasi saat Ramadhan

"Takut kena razia karena tidak memiliki kartu identitas apa pun," kata DS, Jumat (31/3/2023).

Perempuan muda asal Semarang, Jawa Tengah ini awalnya mengaku punya suami yang sedang bekerja di Kota Padang. Namun, saat petugas memeriksa petugas hotel, ternyata DS sudah dua bulan menginap di hotel sendirian.

Baca Juga

Nekat Beroperasi saat Ramadhan, 3 PSK Diamankan Satpol PP Situbondo

Kepala Dinas Satpol PP Kota Bukittinggi Efriadi Sikumbang memastikan jika perempuan itu merupakan PSK.

"Setelah diinterogasi ke pihak hotel ternyata perempuan yang bawa anak tersebut memang PSK. Dia dari Semarang sudah dua bulan ngontrak di Hotel Srikandi,"kata Efriadi.

Baca Juga

Buka saat Waktu Puasa, Warung Makan dan Restoran di Pamekasan Ditegur Satpol PP

Dia menduga jika pelanggan DN ini banyak. Pasalnya dia mampu menyewa hotel selama dua bulan.

"Kan berarti usahanya menjanjikan, bisa mengontrak hotel setiap hari dengan biaya Rp250.000 per hari dan itu sudah 2 bulan. Tentu banyak pelanggannya," katanya.

Pihaknya juga sudah memberikan teguran ke pihak hotel.

"Tadi pihak hotel sudah diingatkan, bahwa kalau ditemukan lagi orang seperti ini berarti izin hotel tersebut akan dievaluasi oleh dinas terkait," kata dia.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto