GP Ansor Minta Kasus Wajib Jilbab di SMK 2 Kota Padang Tak Terulang
Untuk itu, lanjutnya, GP Ansor mendesak pihak yang berwenang atas hal ini untuk melakukan penelusuran sekaligus evaluasi menyeluruh agar tidak menjadi masalah besar di masa mendatang.
Adung, sapaan akrabnya, menandaskan, keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia adalah modal besar terciptanya persatuan.
Kata Adung, perbedaan keyakinan, suku, rasa atau bahasa itulah yang terbukti menjadi pengikat para pendiri bangsa untuk mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan fakta demikian, perbedaan yang ada sudah semestinya dipupuk dan dikuatkan, bukan malah diupayakan untuk diseragamkan.
“Komitmen GP Ansor juga jelas bahwa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan yang ada di Indonesia. Untuk itu jangan ada pihak-pihak yang berupaya memaksakan kehendak apapun itu dalihnya,” kata Adung.
Seperti diketahui, kewajiban jilbab bagi siswa nonmuslim di SMK 2 Kota Padang ramai setelah muncul video di media sosial pada Kamis (21/1/2021) yang memperlihatkan adu argumen antara Elianu, orang tua Jeni Cahyani dengan Wakil Kepala SMK Negeri 2 Kota Padang Zakri Zaini.
Kehadiran Elianu ke sekolah karena dimintai penjelasan terkait sikap Jeni yang tidak mau mengenakan jilbab.
Editor: Kastolani Marzuki