JAKARTA, iNews.id – Ketua Dewan Pers Prof Dr Azyumardi Azra wafat di Rumah Sakit Serdang Selangor, Malaysia, Minggu (18/9/2022). Azyumardi Azra berpulang setelah sempat dirawat sejak Jumat (16/9/2022).
Kabar ini dibenarkan Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya. "Iya betul," kata Agung saat dikonfirmasi.
Almarhum Prof Azyumardi Azra Akan Dimakamkan di TMP Kalibata
Prof Azra juga tercatat sebagai orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).
Pada 2010, ia menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris, yakni Commander of the Order of British Empire.
Jenazah Prof Azyumardi Azra Dipulangkan Besok ke Indonesia
Dengan gelar kehormatan itu, Azra telah diakui sebagai anggota keluarga bangsawan Inggris. Azra berhak memakai gelar Sir di depan namanya hingga bebas keluar-masuk Inggris tanpa visa. Artinya, Azra 'dinobatkan' sebagai individu pemegang gelar 'Sir' pertama di Indonesia.
Cendekiawan Muslim
Lahir di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955, Azyumardi merupakan salah satu cendekiawan Muslim. Pada Mei 2022, Prof Azra terpilih memimpin Dewan Pers.
Prof Azra yang pernah menjadi wartawan di majalah Panji Masyarakat pada 1979-1985 juga menjadi catatan tersendiri bagi HT.
Mengenyam pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982, Azyumardi lantas meneruskan pendidikan di Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1998 hingga meraih gelar Master of Art (MA).
Dia juga mendapat gelar Master of Philosophy (MPhil) pada Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990. Suami dari Ipah Farihah ini juga menggenggam titel Doctor of Philosophy Degree tahun 1992, dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia : Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Profil Biodata Azyumardi Azra
Dilansir dari laman uinbanten.ac.id, nama Azyumardi Azra cukup puitis berarti "Permata Hijau". Dalam keluarga, Azyumardi biasa dipanggil Edy atau Mardi. Almarhum merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.
Azyumardi merupakan putera dari pasangan Azikar dan Ramlah. Ayahnya berprofesi sebagai tukang kayu dan pedagang kopra sementara ibunya merupakan guru agama.
Azyumardi mempunyai dua kakak perempuan bernama Ra’azni dan Azriati. Azyumardi juga punya dua adik pria dan satu adik perempuan.
Ketua Dewan Pers periode 2022 - 2025 itu dibesarkan oleh orang tua yang sadar pentingnya pendidikan. Meski kondisi keluarganya sulit, ayahnya ingin anak-anaknya bisa sekolah.
Perkenalan Azyumardi dengan dunia pendidikan berawal dari kata-kata yang terpampang di badan bus dan di belakang truk. Dia belajar membaca dari judul-judul berita pada robekan kertas koran bekas dan majalah bungkusan.
Ayahnya pun setia menemaninya saat dia baru belajar mengeja kata di badan bus yang setiap hari melintas di depan rumahnya.
Pendidikan Azyumardi dimulai pada Tahun 1963. Saat itu dia masuk sekolah dasar yang berada dekat dengan rumahnya. Sekolah tersebut bernama SD Negeri 01 Lubuk Alung.
Di masa SD ini, Azyumardi memulai kecintaannya pada buku. Azyumardi kerap meminjam buku di perpustakaan sekolah dan membawanya pulang ke rumah. Buku kesukaan Azyumardi antara lain; Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, karya Hamka.
Dan juga buku cerita klasik seperti Sekali Tepuk Tujuh Nyawa, Musang Berjanggut, dan karya-karya Taguan Marjo.
Meski sebenarnya buku-buku tersebut bukan ditujukan buat anak-anak. Cerita di dalamnya yang membuat munculnya kesadaran sosial dalam diri Azyumardi.
Editor: Kastolani Marzuki