get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Terjang Denpasar dan Badung Bali, 1 WNA Tewas dan Ratusan Warga Terdampak

Minta Warga Minang Tak Mudik, Doni Monardo: Jan Lai Ado Acara Pulang Basamo

Jumat, 16 April 2021 - 17:24:00 WIB
Minta Warga Minang Tak Mudik, Doni Monardo: Jan Lai Ado Acara Pulang Basamo
Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo di Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kamis (15/4/2021). (Foto: BNPB)

PADANG, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta warga Sumatra Barat (Sumbar) tidak mudik pada Hari Raya Idul Fitri pada tahun ini. Hal itu penting untuk mencegah ledakan angka penularan Covid-19 yang berpotensi terjadi dari mobilitas penduduk pada hari libur hari raya nasional.

Doni meminta warga Sumbar tidak memaksakan diri untuk pulang ke kampung halamannya sementara. Warga diminta menahan diri dulu karena kondisi saat ini masih pandemi Covid-19.

"Manahan diri dulu untuk samantaro jan pulang kampuang. Jan lai ado acara pulang basamo. Jadi basaba wak dulu," ujar Doni dalam Bahasa Minang pada Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 bersama Pemprov Sumbar di Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kamis (15/4/2021), dikutip dari situs BNPB.

Menurut Doni, tahun lalu, kasus Covid-19 di Sumbar mengalami kenaikan setelah adanya warga yang memaksakan diri untuk tetap pulang ke kampung halaman. Karena itu, dia meminta warga belajar dari pengalaman sebelumnya. 

Mudik itu pula yang juga kemudian memicu banyak dokter dan tenaga kesehatan yang gugur akibat terpapar Covid-19. Sebab, mereka banyak merawat pasien Covid-19.

"Tahun lalu di Sumatra Barat sebelum Lebaran, kasusnya relatif rendah sekali. Tetapi setelah Lebaran kasusnya meningkat. Akibatnya rumah sakit penuh, dokter yang merawat juga banyak yang wafat akhirnya menjadi kepanikan," katanya.

Sebagai warga negara yang baik, Doni mengajak agar masyarakat Bumi Minangkabau yang ada di perantauan agar mampu menahan diri tidak mudik. Beri contoh kepada yang lain agar ikut aturan pemerintah dalam rangka mengendalikan angka Covid-19 di Tanah Air. 

Menurut Doni, kuncinya adalah bersabar. "Kalau orang Minang sudah bersabar, nanti yang lain di perantauan pun akan bersabar. Jadi Sumatra Barat yang memiliki perantau termasuk paling banyak ini harus bisa mengajak saudara sebangsa setanah air untuk menahan diri," kata Doni.

Doni juga mengungkapkan, saat ini kasus aktif Covid-19 secara nasional sudah sangat baik. Sementara kasus global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengalami kenaikan hingga 9 persen dan angka kematian global naik 5 persen.

Data WHO, beberapa negara di dunia bahkan mengalami peningkatan kasus akhir-akhir ini meskipun beberapa negara tersebut sudah melaksanakan program vaksinasi bagi masyarakatnya.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19 nasional, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 14,2 persen pada pekan ini dari pekan sebelumnya. Kasus kematian juga turun 17,6 persen, namun angka kesembuhan juga menurun 3,5 persen dibanding pekan sebelumnya.

"Kasus kita secara nasional sudah sangat baik sekarang. Sementara di negara lain mengalami peningkatan yang luar biasa. Angka kematiannya tinggi, kasus aktif hariannya juga sangat tinggi sekali padahal banyak negara yang sudah vaksin," kata Doni.

Berkaca dari hal itu, Doni kembali menegaskan bahwa vaksinasi bukan jaminan seseorang tidak terpapar Covid-19. Vaksin berhubungan dengan daya tahan dan kekebalan tubuh seseorang. Dengan vaksinasi, maka seseorang mampu lebih tahan terhadap Covid-19.

"Vaksin tidak menjadi jaminan bahwa kasus Covid-19 akan berkurang. Tapi vaksin bisa membantu membuat orang menjadi lebih tahan terhadap Covid-19," ujar Doni.

Sebagai seorang penyintas, Doni juga menjelaskan sejauh ini CovidD-19 masih menjadi ancaman bagi setiap orang. Apabila penanganannya terlambat, maka risiko terburuk kematian.

"Kalau terlambat dirawat di rumah sakit, maka risikonya kematian," kata Doni.

Dia menambahkan, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, pengendalian Covid-19 dengan menjalankan ‘gas dan rem’. Hal itu harus dilakukan bersama-sama mengingat pandemi ini belum berakhir

"Gas dan rem. Kita harus bisa kontrol. Kita harus bisa mengendalikan emosi. Covid-19 belum berakhir, masih ada. Tidak ada negara di dunia ini yang terbebas dari Covid-19," kata Doni.

Selain itu, sesuai arahan Presiden Jokowi pada acara Rakornas Penanggulangan Bencana 2021, upaya selanjutnya yakni, konsistensi untuk tetap patuh protokol kesehatan 3M. Kemudian, mengikuti program 3T dan menaati program vaksinasi.

Upaya tersebut harus bersama-sama dilakukan mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya. Kemudian, dibantu komponen yang lain sehingga penularan Covid-19 dapat dikendalikan dengan baik.

"Konsisten. Tidak bisa kita hanya disiplin satu hari dua hari. Satu jam kita lengah, kita lalai satu menit, kita pun bisa terpapar Covid-19," kata Doni.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut