Miris, Siswa SD di Mentawai Belajar di Lantai Beralas Karung
MENTAWAI, iNews.id - Pemandangan miris diperlihatkan sejumlah siswa sekolah dasar Filial SDN 28 Sagulubbek, Dusun Tepuk, Desa Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Mereka belajar di lantai beralas karung.
Guru SD Filial, Dominikus Tasirilegi menyebutkan kondisi tempatnya mengajar ini sangat memprihatinkan. Meja dan bangku yang dibuat pun hasil swadaya guru sendiri.
“Sekolah kami ini ada tiga ruang, 1 ruang guru, 2 ruang belajar. Dari 2 ruang belajar itu dibagi lagi, untuk satu ruang itu disekat untuk ruang belajar kelas 1 dan 2, kemudian ruang 3 itu disekat jadi dua, satu untuk kelas 3 dan 4, satu ruang lagi untuk kelas 5 dan 6,” katanya, Senin (22/5/2023).
SD Filial tersebut dibangun lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) tapi itu tidak selesai. Jendela hanya memakai terali kayu, kemudian lantai baru dicor kasar.
“Pemerintah ada membantu 10 kursi dan meja belajar dari dana Program Indonesia Pintar tapi kursi itu dipakai untuk kelas 2, kelas 1 dan 3 memakai meja dan kursi panjang hasil swadaya, sedangkan kelas 5 dan 6 memakai meja swadaya dan tempat duduknya karung dan masih belajar di lantai,” ujarnya.
Dominikus mengakui dulu pernah meminjam bangku milik gereja tapi karena ada aturan dari pihak gereja sehingga mereka tidak bisa lagi meminjam bangku untuk belajar.
“Total seluruh murid saat ini ada 41 orang, kelas satu ada 11 orang, kelas dua ada 10 orang kelas tiga sampai enam masing-masing lima orang. Sedangkan guru ada empat orang, dua guru kontrak dan dua guru honor,” katanya.
Masalah ini sudah disampaikan kepada kepala sekolah ke Dinas Pendidikan Kebudayan Mentawai sampai DPRD Mentawai. Namun hingga kini belum ada dana yang mengalir untuk sekolahnya.
“Mereka akan membuat rencana tahun 2024, semoga ini terwujud,” ujarnya.
Diketahui jika SD Filial merupakan cabang dari SDN 28 Sagulubbek. Jarak dari sekolah induk ke sekolah Filial tersebut diperkirakan 12 kilometer dengan menempuh jalan kaki dan naik perahu mesin pompong atau ketinting.
“Kalau dari Tepuk menuju Sagulubbek kita naik perahu mesin pompong, sesampai di sana dekat Sagulubbek baru kita jalan kaki ke sekolah,” tuturnya.
Kepala SDN 28 Sagulubbek dicoba dihubungi ada tersambung tapi tidak direspons. Pesan singkat sudah disampaikan untuk konfirmasi sekolah tersebut tapi belum ada balasan.
Editor: Nani Suherni