Napi di Lapas Payakumbuh, Kekar Sangar tapi Teriak saat Disuntik Vaksin Covid

PAYAKUMBUH, iNews.id - Banyak hal tak terduga dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Di Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) ada narapidana kekar dan sangar namun takut saat menghadapi jarum suntik.

Hal ini terekam saat proses vaksinasi Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) klas II A, Kota Payakumbuh. Terlihat salah seorang napi teriak histeris karena takut disuntik, bahkan dia harus dipegangi tiga petugas agar tenaga kesehatan bisa menyuntiknya.

Baca Juga

289 Napi di Lapas Payakumbuh Disuntik Vaksin Covid-19

Sebelum disuntuk vaksin, si napi tampak tenang saat melakukan pemeriksaan. Mulai dari screening hingga pemeriksaan tensi darah. Namun, saat duduk di samping tenaga medis untuk disuntuk, si napi mendadak teriak.

Ketika tenaga kesehatan menempelkan kapas, napi itu kembali teriak.

Baca Juga

Dikira Boneka, Warga Payakumbuh Geger Temukan Janin di Jembatan Ratapan Ibu

"Paaaaaak....," teriaknya sambil ketakutan.

Padahal, napi itu terlihat kekar dan sangar. Si napi bahkan sampai memeluk kaki petugas lapars Tak hanya itu, sambil tegang dan memasang wajah ketakutan, dia berpegangan tangan dengan petugas.

Baca Juga

Sempat Oranye, Payakumbuh Kini Masuk ke Zona Kuning Penyebaran Covid

Sontak, kelakuan napi ini mengundang gelak tawa tenaga medis dan napi lainnya.

Napi tersebut akhirnya dipegang oleh tiga petugas lapas. Sembari berdiri, tenaga medis menyuntikan jarum ke tangan si napi.

Baca Juga

Polisi Tangkap Pengedar Ganja dan Sabu di Payakumbuh, Diduga Jaringan Lapas

"Aaaaaaaa," teriaknya disambut tawa napi lainnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II Payakumbuh Muhamad Kameily mengatakan jika vaksinasi ini dilakukan dalam rangka percepatan vaksin Covid-19.

"Dalam vaksinasi ini tidak ada kendala. Semuanya berjalan lancar," kata Muhamad, Rabu (30/6/2021).

Ada 289 narapidana di Lapas II B Payakumbuh, yang disuntik vaksin Covid-19. Mereka mendapat suntikan dosis pertama.

"Awalnya dari 289 orang warga binaan yang akan divaksin hanya 189 orang karena 100 lagi tidak memiliki kartu identitas atau tidak memiliki nomor induk kependudukan," katanya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto