Pakar: Gempa M 6,9 Nias dari Subduksi Segmen Siberut dengan Megathrust Mentawai
PADANG, iNews.id - Gempa bumi magnitudo 6,9 mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut), Senin (14/3/2022). Gempa ini merupakan subduksi segmen Siberut yang beririsan dengan segmen megathrust Mentawai.
Hal ini diungkapkan pakar gempa Universitas Andalas (Unand) Dr Badrul Mustafa Kemal.
"Walaupun di segmen ini terjadi kekosongan seismik, namun berdasarkan prediksi saintifik akan terjadi gempa sebagai pelepasan energi yang terakumulasi selama lebih 200 tahun sejak 1797 pada segmen itu," kata Badrul Mustafa, Senin (14/3/2022).
Dia menambahkan, tidak ada yang tahu apakah gempa tersebut jadi pembuka untuk menuju gempa yang lebih besar. Pasalnya, belum ada ilmu dan alat teknologi yang dapat memprediksinya.
"Bisa saja energi yang terakumulasi di zona kosong segmen Siberut ini di lepas dengan kekuatan sedang yaitu 6,0 hingga 7,0 magnitudo selama 10 sampai 20 tahun ini," kata dia.
"Ini tentu yang kita harapkan. Biarlah agak sering terjadi, tapi tidak terlalu kuat sehingga tidak menimbulkan kerugian," lanjutnya.
Lempeng Indo-Australia di Sumatera
Badrul menjelaskan. di pulau Sumatera, terdapat pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menujam ke bawah lempeng Eurasia.
Tabrakan itu menghasilkan rangkaian busur pulau depan atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik, di antaranya Kepulauan Nias dan Mentawai.
Subduksi ini kemudian menghasilkan potensi gempa kuat dan sangat kuat. Di darat ia juga menghasilkan potensi gempa tektonik, di antaranya gempa Talamau di Pasaman yang baru saja terjadi dengan kekuatan M6,1 pada 25 Februari 2022.
Subduksi yang menghasilkan megathrust Mentawai, terbagi ke dalam dua segmen, yakni segmen Siberut dan Sipora-Pagai.
Pada kedua segmen ini terdapat potensi gempa sangat kuat dengan periode ulang antara sekitar 200-300 tahun.
Segmen Sipora-Pagai telah terjadi periode ulangnya setelah 1833, dengan terjadinya rangkaian gempa 12 September 2007 dengan kekuatan magnitudo 8,4.
Kemudian 13 September 2007 dengan kekuatan magnitudo 7,9 dan magnitudo 7,2. Selanjutnya pada 25 Oktober 2010 magnitudo 7,4. Yang terakhir pada 25 Oktober 2010 menimbulkan tsunami.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto