Pelajar yang Tendangi Siswa Lain Ternyata Murid SMAN 2 Sipora Mentawai
MENTAWAI, iNews.id - Pelajar yang terekam kamera menganiaya siswa lain ternyata terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Keduanya murid Sekolah Menengah Akhir Negeri (SMAN) 2 Sipora.
Berdasarkan penelusuran video penganiayaan pelajar itu terjadi di SMAN 2 Sipora, pada Jumat, (11/11/2022) pukul 15.30.
Pelaku dan korban penganiayaan tersebut merupakan sesama siswa SMAN 2 Sipora, Sipora Utara. Sedangkan lokasi penganiayaan tersebut terjadi di lapangan sepak bola di Desa Sipora Jaya yang tidak jauh dari SMAN 2 Sipora.
Pelaku diketahui berinisial N, dia tinggal di kilometer 2 Desa Tuapeijat. Sementara korban berinisial P siswa berasal dari Saureinu, Kecamatan Sipora Selatan.
Kepada Kepala SMAN 2 Sipora, Herimursida membenarkan kejadian tersebut pelaku dan korban merupakan siswanya dan kasus tersebut dalam proses.
"Kami sudah proses oleh wali kelas dan guru BK, dan sudah dipanggil orang tuanya, dan kemarin sudah diselesaikan dengan orang tua, polisi dan kepala desa," ujar Herimursida, Selasa, (15/11/2022).
Kata Herimursida, pelaku tersebut di sanksi skorsing.
"Untuk pelaku dan korban sekarang masih di skor sampai saya pulang dari tugas di Padang. Kemudian orang tua pelaku bersedia menanggung pengobatannya," katanya.
Sebelumnya, dalam video yang dilihat tim iNews, Selasa (15/11/2022), tampak beberapa pelajar sedang berada di tanah lapang. Pelajar yang diduga duduk di bangku SMA itu terlihat mengenakan seragam cokelat pramuka. Beberapa siswa juga terlihat hanya mengenakan bagian bawah celana sementara atasnya menggunakan kaos.
Dalam video berdurasi kurang dari 1 menit itu juga terlihat salah satu pelajar berpakaian pramuka menendang temannya yang sudah tersungkur di tanah.
Tendangan dilayangkan bertubi-tubi ke tubuh dan kepala pelajar yang sedang tersungkur di tanah. Sementara pelajar yang ada di tanah itu hanya bisa berguling dan menutupi kepalanya.
Tak hanya menginjak dan menendang, pelajar itu juga memukuli kepala temannya tersebut. Beberapa siswa lain tampak melerai penganiayaan itu.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto