PADANG, iNews.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) menggalang dana untuk membantu pemulangan sekitar 900 warganya yang tinggal di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Hal ini menyusul kerusuhan yang merenggut 30 nyawa, di mana 10 korban di antaranya warga asal Minang pada Senin (23/9/2019).
"Bagi warga yang ingin berpartisipasi silakan kirimkan bantuan ke rekening Bank Nagari 2101.0210.07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama yang dibuat oleh Pemprov," ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Sabtu (28/9/2019).
Pengungsi Wamena di Jayapura Capai Ribuan Orang, Diperkirakan Terus Bertambah
Menurutnya, penggalangan dana untuk membantu pemulangan warga Sumbar yang terdampak kerusuhan Wamena sudah mulai dilakukan di kalangan aparatur sipil negara (ASN).
"Saya harapkan ASN kabupaten dan kota, masyarakat di kampung dan rantau ikut berpartisipasi," katanya.
Informasi yang diterimanya dari Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua Zulhendri Sikumbang, ada sekitar 327 keluarga perantau Minang di Wamena yang ingin pulang.
"Kepedulian semua pihak sangat diharapkan karena biaya pemulangan perantau cukup besar," ucapnya.
Menurut perhitungan Zulhendri, pemulangan 900 perantau Minang dari Wamena membutuhkan dana paling tidak Rp4,5 miliar. Ini dengan asumsi harga tiket pesawat dari Papua menuju Padang Rp5 juta per orang.
Selain menggalang bantuan, Pemprov Sumbar tetap berusaha memastikan keamanan warganya di Papua. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit bersama pejabat pemerintah terkait akan ke Wamena untuk mengecek keadaan warganya di sana.
"Hasil pertemuan nanti diharapkan akan didapat informasi pasti kondisi dan berapa orang warga Sumbar di sana yang ingin pulang namun tidak punya biaya lagi," katanya.
Diketahui, demonstrasi berujung kerusuhan terjadi di Wamena pada Senin (23/9/2019). Selain menyebabkan kerusakan bangunan dan fasilitas umum, kerusuhan menyebabkan setidaknya 30 orang tewas. Di mana 10 korban di antaranya perantau asal Pesisir Selatan, Sumbar. Delapan dari 10 jenazah korban kerusuhan Wamena sudah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman mereka.
Editor: Donald Karouw