get app
inews
Aa Text
Read Next : Sungai Batang Anai Sumbar Kembali Meluap, 3 Rumah Hanyut

Weekend Story: Kisah Pilu Nia dan Ayu, 2 Remaja Tewas secara Tragis

Minggu, 15 September 2024 - 07:01:00 WIB
Weekend Story: Kisah Pilu Nia dan Ayu, 2 Remaja Tewas secara Tragis
Weekend Story: Kisah Pilu Nia dan Ayu, 2 Remaja Tewas secara Tragis (Foto: Dok. iNews.id).

Pelaku Orang yang Dikenal Korban

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto mengatakan, dalam kasus pembunuhan yang di Palembang maupun Padang Pariaman memiliki kemiripan. Pelaku biasanya saling mengenal.

"Jadi punya relasi sosial sebelumnya, biasanya saling mengenal makanya ketika ada kasus pembunuhan akan dicari siapa orang yang terakhir bertemu atau orang terdekat dari korbannya. Saya duga yang di Sumbar ini, Nia Kurniasari pelakunya adalah orang kenal dengan korban," ujar Prayogo dalam perbincangan dengan iNews.id, Sabtu (14/9/2024).

Dia juga mengingatkan kepada semua pihak agar berhati-hati dengan kasus kriminal seperti ini karena perkembangannya semakin meningkat.

"Yang di Palembang ini adalah bentuk kekerasan yang diketahui pelakunya adalah anak-anak dan korban juga anak-anak, tapi yang di Sumbar ini (korban) sudah dewasa usianya sudah 18 tahun yang pelakunya kita tidak tahu dan masih ada dugaan diperkosa, korbannya dikubur, pakaiannya dilepas ada luka di bagian wajah sama kaki," ucapnya.

Pada kasus yang di Sumbar dia menduga pelakunya mirip dengan yang di Palembang, berjumlah lebih dari satu orang. Pelaku yang tergolong anak-anak atau remaja dinilai kecenderungannya dilakukan secara berkelompok.

"Dugaan saya lebih dari satu orang, biasanya sih berkelompok karena kalau sendiri dia lebih mengkhawatirkan. Dugaan sih (pelaku) dengan korban usianya tidak selisih jauh, ya perkiraan dewasa muda 17-25 tahun," katanya. 

Dia menjelaskan, banyak faktor yang turut mendorong terjadi kejahatan melibatkan anak-anak maupun remaja, apalagi usia remaja merupakan masa pubertas Beberapa di antaranya, kata dia faktor keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah dan media sosial yang semakin marak.

"Jangan lupa, media sosial, media massa juga memberikan dampak yang tidak kalah cukup besar kepada pola pengembangan pribadi atau perilaku si anak tadi. Ada pola meniru apa yang dilakukan pada film-film atau tayangan-tayangan," katanya.

Menurutnya, meski kejahatan ini tidak bisa dihilangkan, namun bisa dikendalikan dengan peran keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, negara dalam kontrol sosial atas penyelenggaraan media internet atau media sosial. 

Sementara tindakan hukum, lanjut dia hanya bersifat responsif terhadap tindakan yang sudah terjadi. Sedangan yang tidak kalah pentingnya dinilai tindakan preventif atau pencegahan dari kejahatan tersebut.

"Tapi kalau nol persen tidak akan bisa karena kejahatan itu akan berulang terus. Ada peluang, ada situasi makanya kejahatan akan terjadi. Jadi zero crime itu tidak akan pernah terjadi karena ini merupakan siklus," ucapnya.

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut