SIKAKAP, iNews.id - Mahasiswa calon pendeta yang tewas tergantung di pondok belakang Pastoral Gereja Bethel Indonesia (GBI) Silaoinan, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar), diketahui sebelumnya sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL). Korban berinisial SS (23), diduga bunuh diri.
Informasi dari kerabat korban, masa PKL SS baru akan berakhir pada bulan Agustus mendatang. Selama PKL, SS tinggal di Pastori GBI Silaoinan.
Kapolsek Sikakap AKP Tirto Edhi mengatakan, dari pemeriksaan sementara, mayat tergantung di Dusun Silaoinan Barat itu diduga kuat bunuh diri. Hasil visum juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Kalau dilihat dari tanda-tanda di tubuh korban, kejadin ini murni bunuh diri karena tidak ditemukan kekerasan di tubuhnya. Setelah divisum, hasilnya juga korban bunuh diri," kata AKP Tirto Edhi, Rabu (24/3/2021).
Namun, penyebab mahasiswa berinisial SS (23), itu nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri belum diketahui.
Mayat korban ditemukan pada Rabu (24/3/2021) pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Korban pertama kali ditemukan oleh saudaranya, Nasprita Saleleubaja (17).
Menurut Nasprita, dia awalnya mencari adiknya di gereja tersebut. Dia melihat pintu depan GBI Silaoinan tertutup. Dia mencoba mengetuk beberapa kali, tapi tidak ada sahutan.
"Karena tidak ada sahutan dari dalam, maka saya langsung buka pintu depan itu. Setelah pintu terbuka, saya melihat pintu belakang Pastori GBI Silaoinan terbuka," katanya, Rabu (24/3/2021).
Dia pun langsung ke belakang rumah. Namun, dia malah menemukan korban sudah tergantung dengan kain di sebuah pondok, di belakang Pastori GBI Silaoinan. Kaget, dia langsung memberitahukan kejadian tersebut kepada warga di sekitar gereja. Penemuan mayat korban itu membuat warga setempat geger.
"Saya langsung beritahu kepada warga di sekitar gereja ada orang yang tergantung," ucapnya.
Sementara Kepala Dusun Silaoinan Barat Iskandar Sababalat mengungkapkan, SS ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Namun, penyebab kematian korban tidak diketahui, apakah karena bunuh diri atau tidak.
"Waktu ditemukan, kami tidak berani menurunkan SS. Setelah datang anggota Polsek Sikakap dan tenaga kesehatan barulah kami berani menurunkan SS yang tergantung di Paran Pondok, di belakang Pastori GBI Silaoinan,” katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait