Ketua Parik Paga, Sutan Rajo Bujang mengatakan, mereka kecewa karena banyak anak-anak dari sekitar sekolah tidak diterima, meskipun memiliki nilai akademik dan prestasi yang baik.
"Sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2025, bahwasanya anak-anak diprioritaskan berdasarkan domisili. Sementara anak kami, keponakan kami yang domisilinya di seputaran SMAN 5 tidak diterima," ujar Sutan Rajo di lokasi.
Aksi penyegelan ini disebut sebagai bentuk kekecewaan, dan warga mengancam akan menyegel seluruh SMAN di Bukittinggi jika tidak ada penyelesaian segera.
"Kami dulu menyerahkan lahan untuk sekolah ini dengan harapan anak-anak dari lingkungan sekitar diprioritaskan sesuai aturan domisili. Tapi kenyataannya tidak demikian," ucapnya.
Hingga Senin siang, masyarakat masih menunggu tanggapan resmi dari kepala SMAN 5 dan Dinas Pendidikan terkait tuntutan tersebut.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait