Kemudian, kata Dedy, saat jasad Harimau itu akan diautopsi, warga menolaknya. Padahal, saat itu warga, pihak KSDA hingga polisi sudah melakukan musyawarah.
Hasil musyarawah bahwa pihak KSDA ingin membawa harimau itu ke rumah sakit hewan di Padang dengan tujuan di otopsi, pihak KSDA bersedia membawa masyarakat tiga orang untuk menyaksikan autopsi tersebut.
"Ketika KSDA membawa harimau itu masyarakat tidak setuju dan telah berusaha melakukan penggalangan namun masyarakat tidak ingin Harimau itu dibawa dan menguburkan harimau tersebut ditengah-tengah perkampungan di depan rumah Saparudin," tutupnya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait