Awal mula
Dimulai dari nol bangunan pondok awal mulanya merupakan bekas kandang kambing yang kemudian direhabilitasi menjadi kamar bagi santri pada 2014. Kini bangunan berdiri di atas lahan 1.800 meter untuk putra dan 1.000 meter untuk pondok putri.
Santri lulusan Kanzul Ulum untuk kelas tahfiz ditargetkan dapat menjadi "Alquran berjalan". Sedangkan kelas alim menjadi ulama yang siap berdakwah di tengah masyarakat.
Untuk penerimaan santri baru dibuka di bulan Syawal bersamaan dengan hari pertama belajar setelah libur yaitu pada 10 Syawal.
"Sedangkan bagi santri tahfiz penerimaan setiap saat karena tidak terkait dengan kawan-kawan lain karena begitu masuk bisa langsung memulai hafalan Alquran," kata dia.
Sementara Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Kanzul Ulum, Maulana Hizbul mennjelaskan bahwa konsep pendidikan di pesantren mengusung konsep tabligh.
Penekanannya, para santri menghafal hadis, di kelas 1 diberi target menghafal 100 hadis, kelas 2 40 hadis Arbain Nawawi dan kelas 3 hadis Fathul Qorib.
"Minimal santri bisa hafal 1.000 hadis setelah lulus," ujarnya.
Dia menceritakan latar belakang keluarga santri berasal dari keluarga kurang mampu dan banyak di antara mereka yang diantarkan orang tua karena merasa sudah tak sanggup mendidik anak di rumah.
"Namun berkat kesabaran dan kegigihan para guru dan disiplin yang ketat akhirnya para santri lambat laun mulai berubah dan betah menuntut ilmu," kata dia.
Sementara salah seorang santri Kanzul Ulum, Mujahid merasa senang bisa menuntut ilmu di pondok ini karena selain banyak belajar hadis juga menghafal Al Quran.
Dia juga senang karena juga bisa belajar berkuda dan Mujahid merupakan salah seorang santri yang terlatih menunggang kuda.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait