PT Bukit Raya Mudisa (BRM) mengirim tim beserta alat berat ke lokasi terdampak banjir bandang dan longsor di Malalo, Sumatra Barat. (Foto: dok BRM)

"Sebenarnya, Galodo (banjir bandang) sudah terjadi pada hari Selasa (24/11/2025) sebelumnya. Karena kami sudah beberapa kali mengalami, warga langsung mengungsi, aehingga ketika Galodo besar terjadi pada hari Jumat, tidak ada lagi warga yang berada di rumah," tutur Juharni.  

Berdasarkan data yang dihimpun dari lokasi kejadian, banjir bandang yang menimpa kawasan Malalo menghantam tiga jorong, yakni Padang Laweh, Guguak Malalo dan Muara Ambius. Sementara kerusakan paling parah berada di Muara Ambius, yang lokasinya memang berada di tepi aliran anak sungai yang bermuara ke Danau Singkarak, yakni sekira 200 meter dari dua jorong lain.

Di tempat ini, tidak banyak rumah warga yang tersisa, karena posisinya yang berada di tepi sungai, kebanyakan materi yang terbawa banjir bandang. Namun demikian, kondisi di dua jorong lainnya juga tak begitu jauh berbeda. Hal ini disebabkan banjir bandang yang menimpa Padang Laweh dan Guguak Malalo berasal dari aliran air bercampur tanah, batu, dan kayu.

Aliran baru ini muncul dari guguran bukit yang berjarak sekitar 5 kilometer dari tempat mereka. Sebelum menghantam kawasan pemukiman warga, banjir bandang terlebih dahulu melabrak dan meluluhlantakkan puluhan hektar lahan perkebunan milik masyarakat yang berada di bawahnya.  

"Ada juga lahan sawah yang ikut tertimbun, tapi kami belum tahu berapa luasnya, yang pasti cukup luas lah," katanya.

Upaya Perbaikan Terus Berjalan  

Dari pantauan di lapangan, sepanjang Kamis (4/12/2025), proses perbaikan terus berjalan di tiga jorong tersebut. Petugas dari Kepolisian dan TNI, serta relawan terus bahu-membahu membersihkan lahan yang terendam tanah bercampur batu.

Termasuk bantuan dari petugas dan alat berat serta pendukung lainnya dari PT Bukit Raya Mudisa (BRM) yang bergabung dengan tim TNI Polri serta BPBD Tanah Datar. Yuharni sangat berharap, proses perbaikan khususnya membersihkan rumah-rumah warga dari material akibat banjir bandang dapat berjalan dengan cepat, karena sampai saat ini mereka masih bertahan di tempat pengungsian.

"Rumah kami sudah tidak bisa dihuni lagi karena tanah dan batu sudah penuh semua. Ini yang paling kami butuhkan sekarang. Jadi kalau bisa kami sudah bisa kembali lagi ke rumah. Nanti perbaikan lain bisa menyusul," ucapnya.


Editor : Rizqa Leony Putri

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network