Rumah Adat di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, Rumah Gadang Tan Malaka (Nur Ain/MNC Portal)

2. Rumah Gadang Tan Malaka

Rumah Adat di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, Rumah Gadang Tan Malaka (Nur Ain/MNC Portal)

Rumah Adat Di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat selanjunya yang cukup heboh diberitakan saat akan dilaksanakannya pemidahan makam Tan Malaka dari Kediri, Jawa Timur ke kampung halamannya yang berada di Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat pada tanggal 21 Februari 2017.  

Untuk mencapai Rumah Gadang Tan Malaka, maka kamu harus menempuh jarak sejauh 39,4 kilometer dari pusat kota Payakumbuh selama 1 jam 17 menit dengan mengendarai sepeda motor atau mobil. Sesampai di desa Pandam Gadang, kita perlu menyusuri jalan kecil untuk menuju Museum dan pustaka Tan Malaka. Berjarak 100 meter dari tepi jalan raya.

Museum dan pustaka berhalaman padang rumput hijau dan sekeliling museum terdapat pohon kelapa menggambarkan suasana desa kehidupan pada masa lampau dan di sisi kanan Museum dan pustaka Tan Malaka terdapat beberapa kolam ikan dengan airnya yang jernih sehingga nampak dengan jelas ikan-ikan yang sedang berenang di dalamnya. Suara air pada saluran pengairan kolam itu menambah suasana asri dan sejuk. 

Rumah Adat Di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat ini selain cagar budaya dan museum, Rumah Gadang Tan Malaka juga merupakan pustaka Tan Malaka yang mampu memberikan pelajaran literasi sejarah pahlawan nasional kepada para generasi muda bangsa. Di dalam Rumah Gadang Tan Malaka terdapat banyak sekali buku-buku yang pernah ditulis maupun buku-buku yang pernah di baca oleh beliau semasa hidupnya dulu. 

Kini Rumah Gadang yang telah resmi menjadi cagar budaya Tan Malaka tidak dilirik kaula muda. Keluarga besar berharap pemerintah pusat maupun daerah turut membatu menjaga aset ini. 

Walaupun Rumah Tan Malaka tampaknya sudah tua, kayu dan papan telah dimakan rayap hingga ada beberapa bagian dari rumah gadang tersebut yang terasa rapuh ketika di pegang. Sehingga pemerintah daerah yang melestarikan cagar budaya yang lingkupnya Sumatera Barat - Riau memberikan bantuan untuk renovasi Rumah Tan Malaka.

Tidak semuanya diperbaharui hanya menyisip yang tidak layak pakai. Bagian dari rumah asli Tan Malaka masih asli seperti lantai, tiang tempat tidur, meja, kursi dan lemari pakaian. 

"Tidak semua bagian rumah gadang yang diganti, hanya menyisip bagian yang tidak layak pakai, seperti atap, dan beberapa papan lantai yang telah lapuk," kata Indra Ibnu Ikatama salah satu cicit piyut keluarga besar Tan Malaka saat ditemui di rumahnya.

Rumah Adat di Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, Rumah Gadang Tan Malaka (Nur Ain/MNC Portal)

Pada dinding rumah terpajang Foto Tan Malaka dari dirinya yang masih kecil hingga  dewasa, juga masih terpampang nyata silsilah keluarga besar Tan Malaka. Layaknya perpustakaan, di Rumah Gadang Tan Malaka terdapat buku-buku bacaan sejarah, surat kabar dan pepatah Tan Malaka yang bergelora 

Rumah Gadang ini terdiri dari 6 gonjong, bagian tiang dicat dengan warna coklat, sedangkan bagain dinding rumah dicat warna biru langit dan merah muda. Kombinasi ini sangat cocok dengan warna kain jendela yang berwarna merah hati. Di dalam ruangan runah Gadang tersebut terdapat tempat tidur dengan besi padunya masih utuh lengkap dengan kasur, bantal, dan alas kasur.

Di samping tempat tidur terdapat lemari pakaian lengkap dengan pakaian Tan Malaka masa dulu. Sedangkan di depannya terdapat sebuah meja dan juga kursi dengan pahatan yang unik dan indah. Tak hanya itu, alat musik telempong masih utuh dan tersusun dengan rapi di sudut rumah Gadang itu. Jika kita melihat kearah luar dari jendela maka mata kita akan langsung melihat makam pahlawan Tan Malaka. 

Makam Tan Malaka yang diapit oleh makam ayah dan ibuya. Makam berkramik berwarna hitam mengkilap dan dituliskan nama Tan Malaka berda di depan Rumah Gadang tersebut. Pada bagian kepala pusara tertancap bendera merah putih.  Patung Tan Malaka berada di pojok kanan Rumah Gadang, berdiri gagah dan menawan menghadap ke rumah Gadang.

Berdasarkan penjelasan dari Indra, rumah ini di rawat oleh seorang penjaga. Rumah itu setiap pagi di buka semua jendelanya dan ditutup saat petang menjelang. Jika ada tamu yang datang untuk melihat cagar budaya ini, cukup hanya dengan meminta izin maka kamu bisa melihat dan masuk ke dalam cagar budaya dan juga pustaka Tan Malaka ini. 

Tidak begitu banyak pengunjung yang datang ke cagar budaya dan pustaka Tan Malaka ini dan hanya ramai di kala ada sekolah yang pergi study tour saja. Selebihnya Cagar budaya ini sepi bahkan tidak ada pengunjung.

Besar harapan Indra, bahwa pemerintah akan membantu untuk melestarikan aset negara ini dan dijadikan sebagai literasi sejarah sesungguhnya bagi para generasi muda penerus bangsa.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network