Sejumlah akses jalan dan jembatan di titik tertentu masih terputus sehingga distribusi bantuan belum optimal. Pemprov Sumbar juga menambah ketersediaan kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, perlengkapan tidur, serta bantuan khusus bagi ibu hamil dan balita.
“Kebutuhan makanan tetap kita distribusikan. Untuk air minum, kami sudah kirimkan tendon penampungan dan sedang mengupayakan pengisian serta penyambungan kembali jaringan distribusi. Akses yang masih terputus juga bertahap kita buka,” ujarnya.
Mahyeldi menyebut jumlah pengungsi masih mencapai 20.000 orang. Warga yang rumahnya rusak berat diarahkan untuk tinggal sementara di tenda atau hunian sementara (huntara) hingga penilaian kelayakan lokasi selesai dilakukan.
“Jika rumah mereka tidak lagi bisa dihuni dan mereka memiliki tanah, pemerintah akan membantu pembangunan. Jika tidak memiliki tanah, akan dicarikan lokasi alternatif,” katanya.
Dia menekankan bahwa bencana ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Pemprov Sumbar kini tengah memetakan daerah rawan, termasuk wilayah perbukitan yang menunjukkan retakan panjang dan berpotensi longsor.
“Data yang akurat sangat menentukan langkah pada masa darurat maupun rekonstruksi. Karena itu, validasi data di posko harus diperkuat. Jika ada keterbatasan, daerah lain harus siap membantu,” ucapnya.
Dia juga mengimbau para bupati dan wali kota untuk memperkuat koordinasi dengan Forkopimda serta memastikan seluruh posko berjalan efektif. Ia meminta masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan agar melakukannya melalui posko resmi.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait