Duh, Masih Banyak Orang Tua di Solok Selatan yang Tolak Vaksin Anak

SOLOK SELATAN, iNews.id - Vaksinasi Covid-19 untuk anak di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) terkendala. Pasalnya, masih banyak orang tua yang menolak anaknya disuntik vaksin. 

"Masih banyak penolakan oleh orang tua murid untuk vaksinasi anak usia enam sampai 11 tahun," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan Erawati, Senin (7/3/2022).

Baca Juga

Hampir 12 Juta Penduduk Indonesia Telah Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

Dia menambahkan, penolakan ini karena adanya isu-isu yang beredar di media sosial serta informasi hoaks.

"Sehingga ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksinasi," katanya.

Baca Juga

Perpres Baru, Jokowi Izinkan Badan Usaha Ikut Pengadaan Vaksin Covid-19

Guna mengatasi kendala itu, kata dia, Dinas Kesehatan menggerakkan aparat pemerintah kecamatan hingga jorong serta tokoh masyarakat untuk membantu menyampaikan penyuluhan mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19.

Dia melanjutkan, padahal, pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia enam sampai 11 tahun di Kabupaten Solok Selatan sudah dilaksanakan sejak sekitar satu bulan lalu.

Baca Juga

Wacana Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Ini Kata Satgas

Erawati juga meminta para orang tua tidak mengkhawatirkan dampak pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada anak.

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Prof Hindra Irawan Satari mengatakan, kejadian ikutan pasca imunisasi atau efek samping dari pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia enam sampai 11 cenderung lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.

Baca Juga

Vaksin Anak Aman, Masyarakat Bangka Barat Diminta Tak Termakan Hoaks

Menurut data Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi saat itu hanya ada satu kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Covid-19 yang tergolong serius pada anak usia enam sampai 11 tahun dan 19 kasus KIPI serius pada remaja usia 12 sampai 17 tahun.

Sedangkan KIPI serius pada warga dalam kelompok usia 31-45 tahun tercatat 122 kasus, pada warga berusia 18-30 tahun sebanyak 97 kasus, pada warga berusia di atas 59 tahun sebanyak 77 kasus, dan pada warga berusia 46-59 tahun sebanyak 68 kasus. 

Editor: Nur Ichsan Yuniarto