Guru di Sumbar Belum Temukan Buku Sosiologi SMA yang Memuat Situs Porno
PADANG, iNews.id - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi SMA Sumatera Barat (Sumbar) belum menemukan adanya tautan situs porno di buku pelajaran Sosiologi. Pencarian ini dilakukan setelah ditemukan kasus tersebut di Jawa Barat.
"Hingga saat ini kami memastikan belum menemukan buku yang dimaksud, buku yang membikin heboh itu adalah mata pelajaran Sosiologi kelas XII," kata Ketua MGMP Sosiologi SMA Sumbar Ikhsanul Ikhwan, Minggu (14/2/2021).
Ikhwan menambahkan, buku Sosiologi diterbitkan oleh banyak penerbit dan di sekolah tidak mewajibkan memakai salah satu buku tertentu dipakai oleh siswa.
"Yang penting acuannya adalah sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan Kemendikbud," kata dia.
Ikhwan memastikan berdasarkan penelusurannya buku yang ditemukan di Jawa Barat tersebut tidak masuk ke Sumbar.
Dia membenarkan jika kelas XII SMA untuk mata pelajaran Sosiologi memang ada salah satu materi soal kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas. Sementara buku yang beredar di Jawa Barat mengangkat kebudayaan Sunda.
"Kalau di Sumbar materinya bukan soal budaya Sunda melainkan budaya Minang karena lebih dekat dan relevan," katanya.
Terkait temuan di Jawa Barat ia menilai buku itu sudah dipakai sejak 2016 dan baru diketahui ada persoalan pada 2021.
"Diduga kuat karena saat ini tingkat melek teknologi kian tinggi sehingga hal seperti itu cepat diketahui apalagi siswa belajar daring," ujarnya.
Sebelumnya Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menerima laporan dari guru di daerah Jawa Barat mengenai adanya tautan situs porno di dalam Buku Pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan, tautan situs yang bermuatan pornografi ditemukan dalam materi di buku sosiologi yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat Kampung Naga di Jawa Barat.
"Sampai pernyataan resmi ini dibuat, P2G masih menemukan bahwa situs yang ditautkan di dalam buku resmi siswa tersebut masih ada berisikan konten porno," kata Satriwan.
Meurutnya, P2G khawatir siswa akan membuka tautan situs yang memuat konten porno jika buku pelajaran sosiologi itu masih digunakan.
"Itu sangat berbahaya bagi pendidikan dan moral anak bangsa," katanya.
P2G menduga buku pelajaran yang memuat tautan situs porno tersebut tidak hanya tersebar dan digunakan di wilayah Jawa Barat saja, tapi kemungkinan juga digunakan di daerah lain karena buku itu dijual bebas.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto