get app
inews
Aa Text
Read Next : Sosok Pangeran Diponegoro, Pejuang dan Ulama Islam Kuasai Ilmu Fiqh hingga Tasawuf

Profil dan Biodata Buya Hamka, Sastrawan dan Pahlawan yang Kecilnya Dikenal Nakal

Kamis, 17 Agustus 2023 - 14:02:00 WIB
Profil dan Biodata Buya Hamka, Sastrawan dan Pahlawan yang Kecilnya Dikenal Nakal
Pahlawan Kemerdekaan Buya Hamka. (foto: Muhammadiyah.or.id)

Perjalanan Karier Buya Hamka 

Hamka merantau ke Jawa pada umur 16 tahun. Hamka pulang ke Padang Panjang setahun setelahnya untuk membesarkan Muhammadiyah di Padang Panjang. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke Makkah. 

Di Makkah, Hamka makin fasih berbahasa Arab dan sari situ ia mendalami sejarah Islam dan sastra secara otodidak. Setelah beberapa tahun, ia kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di Deli. 

Setelah menikah, ia kembali ke Medan dan memimpin Pedoman Masyarakat. Lewat karyanya yang populer seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan. 

Selama revolusi fisik Indonesia, Hamka bergerilya di Sumatra Barat bersama Barisan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) menggalang persatuan rakyat menentang kembalinya Belanda. Pada 1950, Hamka membawa keluarga kecilnya ke Jakarta. Aawalnya, ia bekerja di Departemen Agama, tapi mundur karena terjun di jalur politik.  

Dalam pemilihan umum 1955, Hamka terpilih duduk di Konstituante mewakili Masyumi dan terlibat dalam perumusan kembali dasar negara. Sikap politik Masyumi menentang komunisme dan anti-Demokrasi Terpimpin memengaruhi hubungan Hamka dengan Presiden Soekarno. 

Usai Masyumi dibubarkan sesuai isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Hamka menerbitkan Panji Masyarakat yang berumur pendek, karena dibredel oleh Soekarno setelah menurunkan tulisan Hatta yang telah mengundurkan diri sebagai wakil presiden berjudul “Demokrasi Kita”. 

Seiring dengan meluasnya pengaruh komunisme di Indonesia, Hamka diserang oleh organisasi kebudayaan Lekra. Tuduhan melakukan gerakan subversif membuat Hamka diciduk dari rumahnya ke tahanan Sukabumi pada 1964. Dalam keadaan sakit sebagai tahanan, ia merampungkan Tafsir Al-Azhar.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut