Sebelum Rampas Ponsel, Gerombolan Begal di Padang Ini Cari Lawan untuk Tawuran

PADANG, iNews.id - Gerombolan pemuda yang membegal perempuan di Jalan Nias V, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sempat mencari lawan untuk tawuran. Hal ini dilakukan sebelum para pelaku melakukan pembegalan.

"Mereka ini awalnya melakukan tawuran setiap malam minggu, lalu karena ada kesempatan akhirnya merampas barang korban," kata Kapolreta Padang, Kombes Imran Amir, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga

Tim Klewang Polresta Padang Tangkap 2 Pelaku Utama Pembegalan di Jalan Nias

Hal itu juga diakui oleh salah satu pelaku utama aksi begal SPP (23) usai dibekuk oleh tim Klewang Satreskrim Polresta Padang.

SPP mengatakan, awalnya dia bersama belasan rombongan hendak melakukan tawuran pada Sabtu (28/9/2021) berangkat dari kawasan Indarung.

Baca Juga

Begal yang Rampas Ponsel Perempuan di Padang Akan Kabur ke Pekanbaru

"Awalnya kami keliling-keliling dengan konvoi menggunakan sepeda motor, tujuannya mencari lawan," katanya.

Dia mengaku sistem tawuran yang ia lakukan tanpa janji, namun menyerang siapa saja kelompok yang ditemui di jalan.

Baca Juga

Polresta Padang Gelar Vaksinasi Massal Gratis di Masjid Raya Sumbar

"Jika kelompok yang ditemui lebih banyak dari kami maka kami menghindar, jika memungkinkan maka kami serang," katanya.

SPP yang sempat lari ke arah Riau sebelum dicokok polisi juga menceritakan malam itu rombongannya sempat bentrok di kawasan Lubuk Begalung, lalu melanjutkan konvoi ke kawasan Pondok, Kecamatan Padang Selatan meskipun hari sudah berganti ke Minggu sekitar pukul 05.00 WIB.

Baca Juga

Belajar Tatap Muka di Padang Dilakukan Jika Level PPKM Turun

Saat melintas di Jalan Kampung Nias V, Padang gerombolan melihat seorang perempuan tengah berjalan kaki seorang diri.

Karena merasa ada kesempatan maka gerombolan berhenti dan merampas ponsel korban.

Baca Juga

Gerak Cepat, Polresta Padang Tangkap Begal Berkelewang yang Rampas Ponsel Perempuan

"Setelah berhasil merampas ponsel korban saya dan kawan-kawan langsung pergi ke arah Indarung," katanya.

Saat ini, SPP dan pelaku lainnya harus mendekam di penjara akibat perbuatannya.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto