Tak Terdampak Pandemi, Penjualan Batu Bata di Agam Tetap Laris Manis
AGAM, iNews.id - Pejualan batu bata di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) tetap laris manis. Usaha ini tidak terganggu saat pandemi Covid-19.
Salah seorang perajin batu bata di Kampung Pinang, Arman mengatakan penjualan batu bata tidak ada gangguan selama pandemi karena pembangunan rumah dan perkantoran cukup banyak.
"Berapa pun batu bata yang saya produksi, habis terjual beberarapa hari ke depan," kata Arman, Rabu (28/7/2021).
Arman menambahkan, penjualan batu bata itu tidak terganggu akibat di Kecamatan Lubukbasung bermunculan perumahan.
Selain itu, kata dia, pembangunan perkantoran di daerah itu juga ada setiap tahun.
"Ini belum termasuk kebutuhan pembangunan rumah secara pribadi oleh warga," katanya.
Senada dengan Arman, perajin batu bata lainnya, Pendi mengatakan, batu bata yang dia produksi dipasarkan di Kecamatan Lubukbasung, Ampeknagari, Tanjungraya dan lainnya.
"Biasanya batu bata ini langsung dibeli ke lokasi pembuatan batu bata oleh pembeli," katanya.
Pendi setiap bulan mampu membuat 15.000 buah batu bata. Proses pembuatan batu bata itu mulai dari pengolahan tanah, mencetak dan menjemur.
Setelah itu dilakukan proses pembakaran selama empat hari empat malam.
"Proses pembakaran batu bata menggunakan api yang besar, agar batu bata matang dengan baik," katanya.
Untuk biaya produksi, kata Pendi, menelan biaya sekitar Rp6 juta sampai Rp7 juta. Dana itu digunakan untuk membeli tanah, upah mengolah tanah, upah mencetak, beli kayu bakar dan lainnya.
"Penjualan batu bata Rp600 per buah atau Rp9 juta setiap bulannya," kata Pendi.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto