Athazil merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ayahnya M. Tabrik (56) hanya seorang petani dengan penghasilan tidak seberapa, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga.
"Keluarganya adalah keluarga kurang mampu. Namun, kita melihat semangat orang tuanya untuk menyekolahkan anak-anak mereka begitu tinggi," kata Decky.
Lebih lanjut Decky mengatakan, kaki palsu lama milik Athazil merupakan bantuan saat dia akan masuk sekolah dasar. Namun, sejalan dengan bertambahnya umur, kaki palsunya itu sudah sempit dan mulai rusak, sehingga Athazil merasa kesakitan memakainya.
Namun, karena tidak ingin tertinggal pelajaran, Athazil memaksakan diri untuk terus memakai kaki palsu yang sudah sempit itu untuk ke sekolah.
Melihat kondisi itulah pihaknya akan meneruskan informasi itu ke Pemkab Pasaman Barat melalui Dinas Sosial dan Baznas serta kepada para dermawan yang berkenan membantu mewujudkan mimpi Athazil untuk mendapatkan kaki palsu baru.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait