Bertemu Penjaga Menara Jam Gadang, Menparekraf: Dia Jadi Duta Pariwisata Tanpa Kita Sadari
BUKITTINGGI, iNewsd.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang berkunjung ke Sumatra Barat (Sumbar), menyempatkan diri singgah di Jam Gadang, Kamis (22/4/2021). Dia juga bertemu dengan penjaga menara ikon Kota Bukittinggi itu.
Namanya Fauzi Asmi. Laki-laki ini sudah menjadi penjaga menara di Jalan Raya Bukittinggi, Payakumbuh, lebih dari 20 tahun. Lewat keuletan dan pengabdiannya, Fauzi Asmi telah menjaga ikon Kota Bukittinggi sejak lama.
Menurut Sandiaga Uno, tanpa disadari, Fauzi Asmi telah menjadi duta pariwisata di Kota Bukittinggi.
"Saya ingin menceritakan seseorang yang bernama Fauzi Asmi, beliau sudah 20 tahun membaktikan dirinya di Jam Gadang. Dia sudah menjadi duta besar dari pariwisata kita, tanpa kita sadari," kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mengatakan, di tangan Fauzi Asmi, Jam Gadang yang asli buatan Jerman itu masih terawat hingga kini.
"Dia bercerita tentang merawat jam gadang tersebut selama 20 tahun yang aslinya buatan Jerman dan kita tidak perlu lagi ke Jerman, karena kita sudah ditransfer teknologi. Kita sudah bisa merawatnya dan mengkalibrasi secara tepat," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga Uno menyempatkan diri menaiki menara jam bersama Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit dan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar serta sejumlah pejabat Pemerintah Kota Bukittinggi.
Dari atas menara jam, Sandiaga Uno mengaku melihat pemandangan yang sangat indah. Tidak hanya pemandangan Kota Bukittinggi dari ketinggian, gugusan gunung yang melingkari Kota Bukittinggi pun katanya terlihat sangat menakjubkan.
"Jam gadang ini luar biasa view-nya atau pemandangannya sangat cantik, ikonik, mendakinya itu epic dan perasaannya majestik, bahwa ada satu kemegahan sendiri melihat Gunung Marapi dan Gunung Singgalang dari situ," kata Sandiaga Uno.
Pemandangan yang indah dari atas menara Jam Gadang diyakini Sandiaga Uno dapat menjadi pemikat wisatawan untuk berlibur ke Kota Bukittinggi.
Hanya saja, karena keterbatasan akses hingga area puncak menara yang terbatas, banyak wisatawan yang belum merasakan sensasi naik ke atas Jam Gadang.
Editor: Maria Christina